Tuesday, June 25, 2019

REVIEW FILM “SOKOLA RIMBA“

Nama : Muhammad Hafidzudin
NIM : 2117275


Kelas : Psikologi Pendidikan D
Dosen Pengampu: Triana Indrawati, M.A.

REVIEW FILM “SOKOLA RIMBA“




Sokola Rimba merupakan film yang menceritakan mengenai perjuangan Butet Manurung selama menjadi pengajar masyarakat Suku Anak Dalam yang dikenal dengan sebutan Orang Rimba  di pedalaman hutan Bukit Duo Belas, Jambi. Berawal  saat Butet hendak pergi mengajar lalu mendadak terkena demam malaria di tengah hutan dan diselamatkan oleh seorang anak Orang Rimba bernama Nyungsang Bungo,berasal dari Hilir Sungai Makekal yang jauh dari tempat di mana Butet mengajar yakni di hulu sungai. Bungo ternyata diam-diam sering mengintip kegiatan Butet ketika mengajar baca tulis bersama anak-anak Orang Rimba di hulu sungai. Nyungsang Bungo selalu membawa gulungan surat perjanjian persetujuan pengekploitasian tanah adat mereka yang telah dicap jempol oleh Tumenggung selaku kepala adat mereka. Bungo ingin sekali belajar membaca agar bisa mengetahui isi dari surat perjanjian itu. Semangat Bungo luar  biasa untuk bisa membaca agar tidak di bodohi oleh orang luar yang menjarah hutan rimba. Bungo yang awalnya dipergoki oleh anak rimba salah satu murid Butet malu-malu dan takut untuk ikut belajar ternyata cukup cerdas dan ulet dalam belajar. Hal ini membuat Butet ingin memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir, ke perkumpulan orang rimba lainnya yakni suku di mana Bungo berasal.
Setelah lama menunggu, Butet akhirnya diizinkan oleh Tumenggung selaku kepala adat untuk mengajar di sana. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, kepercayaan ataupun tradisi adat Suku Anak Dalam yang anti akan hal-hal asing dari luar mempercayai bahwa pensil, buku, dan kegiatan Butet akan membawa malapetaka atau kutukan bagi mereka. Puncaknya ketika Tumenggung meninggal dan Bungo dijemput paksa oleh anggota kelompoknya yang meyakini meningggalnya Tumenggung akibat hal tersebut dan akhirnya membuat Bungo harus berhenti belajar dan kembali ke kelompoknya untuk melakukan adat mereka yang berpindah tempat ketika ada salah satu anggota yang meninggal. Orang Rimba mempercayai bahwa jika ada anggotanya yang meninggal di suatu tempat maka mereka harus pergi dari tempat itu karena tempat tersebut dianggap tidak baik untuk ditinggali karena akan membawa petaka kepada anggota lainnya. Begitu pula jika ada anggotanya yang sakit, biasanya si sakit akan ditinggalkan di tempat tersebut dan mereka pergi meninggalkannya. Jika si sakit itu sembuh biasanya kelompok yang pergi meninggalkan jejak untuk diikuti dan anggota yang ditinggalkan tadi akan menyusul. Namun bila akhirnya ia mati, maka yang pergi tidak akan pernah kembali ke wilayah itu lagi.
Di akhir cerita ketika Butet kembali bertemu dengan Nyungsang Bungo dan kelompoknya. Mengharukan, Butet dan rekan sesama pengajar melihat Bungo menjadi juru bicara kelompoknya ketika ada orang luar (Masyarakat biasa) yang hendak meminta izin mengeksploitasi hutan adat mereka. Bungo yang saat itu sudah bisa membaca membuat bingung orang-orang yang hendak meminta persetujuan Ketua Adat karena Bungo bisa membaca dan mengerti akan isi surat perjanjian yang mereka tawarkan. Di sana Bungo menolak poin-poin di surat perjanjian yang dianggap tidak sesuai dengan aturan adat mereka.
Pelajaran yang apat diambil dari film Sokola Rimba adalah sebuah rasa tanggung jawab, pengabdian, dan cinta seorang guru terhadap muridnya, pengorbanan yang luar biasa sebagai seorang pendidik. Terlepas siapa dan dari mana si murid tersebut berasal dan sesulit apa pun rintangan yang dihadapi demi sebuah tanggung jawab, mencerdaskan salah satu bagian dari anak bangsa yang masih belum terjamah. Melalui kisah ini juga kita seolah disadarkan tentang rasa nasionalisme. sesungguhnya mereka adalah saudara kita, sebagai sesama umat manusia sudah kewajiban kita untuk membebaskan mereka yang masih terbelenggu oleh tradisi dan adat istiadat, serta memerdekan mereka dari kebodohan. Pendidikan adalah hal utama dalam mencerdaskan generasi bangsa, sehingga pendidikan harus diberikan kepada siapapun yang menghuni bangsa ini, guna menjaga keutuhan bangsa.

No comments:

Post a Comment