Monday, May 27, 2019

Tafsir Yasin Pethuk Full Makna Ala Pesantren

A. PENDAHULUAN
  Assalamualaikum wr wb, hamdan wa syukron lillah, wassolatu wassalamu ala rosulillah amma ba'd.
  Khoirunnas anfauhum linnas, kali ini admin akan membagikan kitab kuning pethuk tafsir yasin full makna yang semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Aamiin.
B. DOWNLOAD
   Silakan sentuh link di bawah ini untuk download.
Nama kitab : Tafsir Yasin
Ukuran File : 21 mb
Download    : DI SINI

C. PENUTUP
  Semoga bermanfaat untuk kita semua, jangan lupa share ke yang lain karena itu bisa menjadi amal jariyah yang tak akan terputus pahalanya walaupun kita sudah tiada allahumma Aamiin.
   Wassalamu'alaikum wr wb.

Al-Fakir Muhammad Hafidzudin

Sunday, May 26, 2019

Pdf Kasyifatussaja Pethuk Full makna Ala Pesantren

Assalamu'alaikum wr wb
Hamdan wa syukron lillah, wassolatu wassalamu ala rosulillah amma ba'd.

Nama Kitab : Kasyifatussaja
Penulis         : Syaikh Nawawi Al-Bantani (w. 1314 H)
Versi             : Pethuk full makna pesantren
Syarah dari : Kitab Safinnatunnaja jarya Syaikh Salim Ibn Abdullah Ibn Sumair Al-hadhrami
Ukuran File: _+51 mb
Link Download, silakan klik link di bawah ini :

DI SINI

Semoga bermanfaat untuk kita semuanya fiddunya hattal akhiroh.

Wassalamu'alaikum wr wb

Al-fakir Muhammad Hafidzudin



Pdf Fathul Qorib (Syarah) Pethuk Full Makna


A. Pendahuluan
     Hamdan wa syukon lillah, wassolatu wassalamu ala rosulillah amma ba'd.
B. Download
     Berikut ini link download pdf Kitab Fathul Qorib (syarah) versi pethuk (full makna arab pegon), ukuran file +_90 mb. Silakan klik link di bawah untuk download :
C. Sekilas Tentang Kitab Fathul Qorib
     Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R Rozikin)

Kitab ini terkenal dengan nama “Fathu Al-Qorib” (فتح القريب). Nama lengkapnya “Fathu Al-Qorib Al-Mujib Fi Syarhi Alfazhi At-Taqrib” (فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب). Nama lainnya “Al-Qoulu Al-Mukhtar Fi Syarhi Ghoyah Al-Ikhtishor” (القول المختار في شرح غاية الاختصار). Pengarangnya sengaja membuat dua nama ini karena manuskrip matan Abu Syuja’ yang beliau temui kadang menyebut matan itu dengan nama “At-Taqrib” dan kadang menyebutnya “Ghoyatu Al-Ikhtishor”. Dalam pembicaraan, kadang “Fathu Al-Qorib” disebut secara makna dengan nama “Syarah Ibnu Qosim Al-Ghozzi”. Tentang makna “fathu” dalam judul kitab, sudah pernah saya ulas dalam artikel yang berjudul “Mengapa Nama Kitab Banyak yang Diawali Fathu?”.

Kitab “Fathu Al-Qorib” adalah kitab fikih bermazhab Asy-Syafi’i yang merupakan syarah matan terkenal bernama “matan Abu Syuja’” atau yang juga populer dengan nama “At-Taqrib” (resensi lebih dalam tentang matan Abu Syuja’ bisa dibaca pada artikel saya yang berjudul “Mengenal Matan Abu Syuja’”). Demikian terkenal dan pentingnya kitab ini sampai ia dijuluki “At-Tuhfah Ash-Shoghiroh” (“Tuhfah” kecil), seakan-akan kitab “Fathu Al-Qorib” adalah versi mini dari “Tuhfatu Al-Muhtaj” karya Ibnu Hajar Al-Haitami. Kita sudah tahu bagaimana besar kedudukan dan pentingnya kitab “Tuhfatu Al-Muhtaj” di kalangan ulama Asy-Syafi’iyyah (resensi lebih dalam tentang kitab “Tuhfatu Al-Muhtaj” bisa dibaca pada artikel saya yang berjudul “Mengenal Kitab Tuhfatu Al-Muhtaj Karya Ibnu Hajar Al-Haitami”).

Pengarangnya bernama Ibnu Qosim Al-Ghozzi (ابن قاسم الغزي) atau kadang dikenal juga dengan nama Ibnu Al-Ghorobili (ابن الغرابيلي). Nama lengkapnya, Syamsuddin Abu ‘Abdillah Muhammad bin Qosim Al-Ghozzi. Beliau lahir di bulan Rojab di Ghozzah pada tahun 859 H. Di kota itu pula beliau tumbuh. Hanya saja, pada tahun 881 H beliau memutuskan keluar kampung untuk merantau dan menuntut ilmu ke Mesir sampai akhirnya menjadi ulama yang disegani.

Konon, orangnya memiliki pembawaan yang berwibawa. Jika ada orang yang melihatnya, dia bisa gemetar. Suaranya merdu sekali sehingga orang yang salat bermakmum di belakangnya tidak akan bosan mendengar bacaan Al-Qur-an beliau. Jika beliau mengajar atau berfatwa maka beliau selalu berada dalam kondisi suci sempurna. Ketika sultan Al-Ghuri membangun sebuah sekolah di Mesir, Al-Ghozzilah yang ditunjuk menjadi pimpinan dan khotibnya.

Beliau hafal Al-Qur’an, “Manzhumah Asy-Syathibiyyah” dalam ilmu qiroat, kitab “Minhaj Ath-Tholibin”, Alfiyyyah dalam ilmu hadis, alfiyyah dalam ilmu nahwu, sebagian besar “Jam’u Al-Jawami’’ dan lain-lain. Di antara gurunya yang terkenal adalah As-Sakhowi (902 H). Al-Ghozzi sempat diamanahi untuk mengajar di Al-Azhar.

Adapun terkait karangan Al-Ghozzi yang tengah kita bicarakan ini, yakni kitab “Fathu Al-Qorib”, dalam muqoddimah beliau menerangkan bahwa kitabnya ini ditujukan untuk pemula (mubtadi-in). Praktek di lapangan penggunaannya memang demikian. Di sejumlah lembaga pendidikan Islam kitab ini dipelajari di tahap-tahap awal belajar fikih Asy-Syafi’i.

Kitab ini sangat populer. Di ajarkan di banyak lembaga-lembaga pendidikan agama Islam di seluruh dunia. Masjid-masjid, pondok-pondok pesantren, dayah-dayah, musholla, surau bahkan rumah-rumah banyak mengkajinya. Universitas Al-Azhar juga menjadikannya sebagai buku wajib yang dipelajari.

Bentuknya syarah pertengahan (mutawassith). Bukan syarah panjang lebar yang membosankan dan bukan syarah ringkas yang bisa merusak makna. Dalam mensyarah, Al-Ghozzi memberi perhatian tinggi saat menjelaskan makna bahasa dan makna istilah-istilah fikih. Sangat terlihat pada saat Al-Ghozzi mensyarah bab pertama, yaitu bab Thoharoh.

Pertama-tama Al-Ghozzi menerangkan definisi “al-kitab” secara bahasa, setelah itu beliau menjelaskan definisi “al-kitab” dalam istilah fuqoha’. Begitu selesai menerangkan makna lafaz ini, Al-Ghozzi berpindah menerangkan istilah lain yang merupakan satuan di bawah “al-kitab” yaitu “Al-bab”. Al-Ghozzi menjelaskan makna bahasanya kemudian makna istilahnya sebagaimana sebelumnya. Ketika penjelasan teknis terkait pengorganisasian judul itu selesai, barulah Al-Ghozzi menerangkan makna judul bab, yaitu makna thoharoh. Saat menerangkan lafaz thoharoh, Al-Ghozzi menjelasakan variasi “dhobth” lafaz ini yang berkonsekuensi pada perbedaan makna. Setelah itu baru dijelaskan makna bahasa dan makna istilahnya. Dari sini tampaklah keluasan pengetahuan bahasa Al-Ghozzi maupun pengetahuan fikihnya.

Begitu masuk ke isi utamanya, jika ada kata-kata yang diperkirakan samar maka cara Al-Ghozzi dalam mensyarah adalah menjelaskan dengan menyebut sinonimnya atau ungkapan yang semakna dengan sinonim. Lafaz-lafaz muthlaq yang mungkin disalahpahami diberi taqyid oleh beliau. Lafaz-lafaz umum yang mungkin dipersepsikan keliru dijelaskan kondisi-kondisi khususnya. Jika perlu, Al-Ghozzi menyebutkan contoh-contoh yang akan semakin memperjelas ungkapan. Jika Al-Ghozzi mendapati Abu Syuja’ berihtiroz (berhati-hati) dalam menulis ungkapan maka ungkapan muhtaroz itu dijelaskan sisi ihtiroznya. Semua dijelaskan secara ringkas dengan membuang dalil.

Dengan deskripsi singkat seperti ini benarlah jika dikatakan bahwa kitab “Fathu Al-Qorib” adalah syarah pertengahan “mutawassith” untuk matan Abu Syuja’.

Perhatian ulama Asy-Syafi’iyyah sangat tinggi terhadap kitab “Fathu Al-Qorib ini. Banyak sekali di antara mereka yang membuatkan hasyiyah untuknya. Berikut ini didaftarkan hasyiyah ‘Fathu Al-Qorib” yang diurutkan berdasarkan tahun wafat pengarangnya.

Di antara hasyiyah “Fathu Al-Qorib” adalah, “Hasyiyah Al-Qolyubi” (w.1069 H) yang masih berupa manuskrip, “Hasyiyah Al-Ujhuri (w.1070 H), “Hasyiyah Al-‘Azizi”/”Al-Fawa-id Al-‘Aziziyyah” (w.1070 H), “Hasyiyah Ar-Rohmani” (w.1078 H), “Hasyiyah Asy-Syabromallisi”/”Kasyfu Al-Qina’ ‘An Syarhi Abi Syuja’” (w. 1087 H), “Hasyiyah Ath-Thukhi”, “ Hasyiyah Al-Birmawi” (w.1106 H) yang disyarah lagi menjadi Taqrir oleh Al-Imbabi (1313 H) berjudul “Taqriru Al-Imbabi ‘Ala Hasyiyah Al-Birmawi”, “Hasyiyah Ibnu Al-Faqqi” (w.1118 H), “Hasyiyah Ash-Sho’idi” (w. 1119 H) yang dinamai “Az-Zahru Al-Basim ‘Ala Abi Syuja’ Wa Syarhihi Libni Qosim”, “Hasyiyah Ad-Dairobi (w. 1151 H) yang bernama “Fathu Al-‘Aziz Al-Ghoffar Fi Al-Kalam ‘Ala Akhiri Syarhi Ibni Qosim ‘Ala Ghoyati Al-Ikhtishor”, “Hasyiyah Yusuf Al-Hanafi” (w. 1178 H) yang bernama “Ghoyatu Al-Murod Syarhu Tarjamati Ummahati Al-Aulad”, “ Hasyiyah Al-Balbisi (w. 1179 H), “ Hasyiyah Athiyyah Al-Ujhuri (w.1190 H), “Hasyiyah As-Sulaimi” (w. 1200 H), “Hasyiyah Al-Kafrowi” (w. 1202 H) yang bernama “Ad-Durru Al-Manzhum bi Halli Al-Muhimmat fi Al-Khutum”, “Hasyiyah Al-Jauhari” (w. 1214 H), “Hasyiyah Asy-Syarqowi (w. 1227 H) yang bernama ‘Wasilatu Fathi Al-Qorib Al-Mujib”, “Hasyiyah Al-Qol’awi” (w.1230 H), “Hasyiyah Ath-Thoblawi” (w. 1274 H), “Hasyiyah Al-Bajuri” (w.1277 H), “Hasyiyah Al-Jawi/Qut Al-Habib Al-Ghorib” (w.1316 H) , dan lain-lain.

Di antara sekian banyak hasyiyah itu yang paling terkenal dan sudah dicetak adalah
“Hasyiyah Al-Birmawi”, “Hasyiyah Al-Bajuri”, dan “Hasyiyah Al-Jawi”/ “Qut Al-Habib”.

Sejumlah penerbit tercatat pernah mencetak kitab “Fathu Al-Qorib”. Di antaranya adalah “Mushthofa Al-Baby Al-Halaby” tahun 1343 H, “Al-Mathba’ah Asy-Asy-Syarqiyyah” di Mesir tahun 1298 H , “Al-Mathba’ah Al-Khoiriyyah” di Mesir, “Bulaq” di Mesir, “Dar Al-Khoir” di Damaskus pada tahun 1419 H/1998, “Dar Al-Fajr” di Damaskus tahun 2002 M, “Maktabah Al-Husain At-Tijariyyah”, “Dar Al-Basho-ir”, dan lain-lain.

Penerbit “Dar Ibn Hazm” dan “Al-Jaffan wa Al-Jabi” telah menerbitkan kitab “Fathu Al-Qorib” cetakan pertama pada tahun 1425 H/2005 atas jasa tahqiq Bassam Al-Jabi dengan ketebalan 368 halaman. Dalam mentahqiq, Bassam Al-Jabi tidak bertumpu pada manuskrip tetapi banyak bertumpu pada kitab yang telah tercetak terutama kitab “Hasyiyah Al-Bajuri”, “Qut Al-Habib”, “Matan Abu Syuja’” tahqiq Majid Al-Hamawi, syarah Ibnu Qosim Al-Ghozzi dan lain-lain.

Ibnu Al-Ghorobili/Ibnu Qosim Al-Ghozzi wafat pada malam Rabu, 6 Muharram (versi lain Jumat 15 Muharrom) tahun 918 H.


رحم الله ابن الغرابيلي رحمة واسعة
اللهم اجعلنا من محبي العلماء الصالحين

Ulasan dan pdf yang telah penulis paparkan berasal dari berbagai sumber semoga dapat bermanfaat bagi kita semua fiddunya wal akhiroh.
انظر ما قال ولا تنظر من قال
والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته

الفاقر محمد حافظ الدين
(Alfakir Muhammad Hafidzudin)

Pdf Fathul Izzar Versi Pethuk Full makna Pesantren


Daftar isi :
1. Pendahuluan
2. Sekilas tentang Kitab Fathul Izzar
3. Link Download Fathul Izzar Pethuk Full Makna

A. Pendahuluan
    Assalamu'alaikum wr wb.
خير الناس ينفعهم للناس "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain"
"Orang mati bukan orang yang hilang nyawanya, akan tetapi dia yang hidup tanpa adanya karya"
    Hal di atas yang selalu menjadi pedoman penulis untuk selalu berkarya dan bermanfaat bagi orang lain.
Kali ini penulis ingin membagikan sedikit ulasan mengenai kitab fenomenal "Fathul Izzar" dan juga akan membagikannya dalam versi pethuk pdf., yang berada pada PALING BAWAH postingan penulis.

B. Sekilas Tentang Fathul Izzar
    Salah satu kitab karangan KH. Abdullah Fauzi Pasuruan,kecil dan ringkas, tapi high kualitas dan besar manfaatnya. Karangan tersebut bernama Fathul Izar.
     Dalam kitab ini memuat beberapa faidah penting tentang pernikahan, meliputi senggama, rahasia di balik waktu melakukannya, tatacaranya, serta rahasia dan keunikan penciptaan seorang gadis. 
   Pengarang (mushannif)  dalam karya yang diberi nama Fathul Izar  ini juga mengutip dan mengacu pada teks kitab karanga nulama besar. Semoga Allah melimpahkan anugerah dengan mengaruniai mereka keberuntungan dan keutamaan.
   Indikator kitab ini diberi nama “Fathul Izar”, mengupas rahasia di balik waktu senggama serta rahasia di balik penciptaan seorang gadis. Kemudian hanya kepada Allah-lah penulis memohon, semoga menjadikannya sebuah kitab yang bermanfaat bagi kami dan kaum Muslimin. 
Semoga Allah menjadikan karangan imi pula sebagai bekal bagi semuanya serta kedua orangtua penulis di hari akhirat, dimana harta dan anak tak lagi berguna kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. asy-Syu’ara ayat 88-89).

BAB I: ARTI SEBUAH PERNIKAHAN

      Ketahuilah, nikah itu suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang dianjurkan. Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan lestarilah hubungan antar manusia. Allah Swt. dalam firmanNya telah menganjurkan nikah:
فَانْكِحُوْامَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ
"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat." (QS. an-Nisa’ ayat 3).
وَمِنْ أَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. ar-Rum ayat 21).
وَأَنْكِحُوْا اْلأَيامَى مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya." (QS. an-Nur ayat 2).
 Diantara bentuk 'kekayaan' yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah, sebelum seorang laki-laki memasuki jalinan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki, dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam sebuah pernikahan, maka jadilah anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dengan sebab mendapat tambahan dari anggota tubuh isterinya.
     Tahukah engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah tanganmu?” Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu." Dan ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapakah hidungmu?” Maka dia menjawab: "Untukmu." Begitupula ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapa matamu?” Dengan penuh kasih sayang dia menjawab: "Untukmu."
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
Nabi Saw. telah bersabda: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu membiayai pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih mampu memejamkan pandangan (dari kemaksiatan) dan lebih menjaga kehormatan."
Yang dikehendaki dengan kata “ba-ah” dalam hadits di atas adalah nafkah lahir maupun batin. Nabi Saw. juga bersabda:
تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Nikahilah olehmu wanita-wanita yang produktif (beranak) dan yang banyak kasih sayangnya kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak umat di hari kiamat kelak." Serta masih banyak lagi ayat dan hadits yang lain.
Wallahu a'lam bisowab.
C. Link Download
   Kemudian penulis juga ingin membagikan kitab Fathul Izzar versi pethuk dalam format zip yang bisa di ekstrak menjadi pdf. Apa itu pethuk ? Istilah pethuk dalam kawasan pesantren adalah kitab yang kuning gundul yang sudah di maknai menggunakan arab pegon. Arab pegon adalah tulisan yang menggunakan bahasa arab namun berbunyi dan bermakna bahasa jawa.
Download Fathul Izzar Versi Pethuk silakan ketik link di bawah ini :

Apa yang telah penulis bagikan semoga dapat bermanfaat fi dunya hatal akhiroh aamiin ya robal aalamiin..
Wassalamu'alaikum wr wb.
Ttd
Al-Fakir Muhammad Hafidzudin