Sunday, June 23, 2019

Bab XV Pai Kelas 7 "Dakwah Nabi Muhammad Saw"

MISI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW
A. MISI KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW.
1. Menyempurnakan Akhlak
Akhlak Nabi Muhammad saw. merupakan acuan yang tidak ada
bandingannya. Bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah swt.


Hal ini dapat dilihat dalam firman-Nya:

Artinya:
“Dan sesunguhnya kamu ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti
yang agung“. (Surah Al-Qalam[68]: 4 ).
Ketika Aisyah binti Abu Bakar (istri Nabi Muhammad) ditanya tentang
akhlak Nabi Muhammad saw., ia menjawab : “Akhlaknya adalah Al-Qur’an “.
(H.R. Ahmad dan Muslim ).
Nabi Muhammad saw. bersabda:

Artinya:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (H.R. Ahmad).
Hadis di atas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang
diterima Rasulullah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang
pada saat itu dalam kejahiliyahan. Pada saat itu, manusia mengagungkan hawa
nafsu dan sekaligus menjadi hamba hawa nafsu.
Ajaran akhlak yang dibawa Nabi Muhammad tersebut terangkum dalam
sebuah hadi£ yang artinya: “Hai Muhammad, beritahu padaku tentang
iman, iman yaitu engkau percaya kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, dan
hari kebangkitan. Kemudian, Jibril bertanya lagi, hai Muhammad apa yang
dimaksud dengan Islam? Islam, yaitu engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan
selainAllah danMuhammad adalah utusan-Nya,mendirikan salat,menunaikan
zakat, puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji ke Baitullah bila
mampu. Kemudian, Jibril bertanya lagi, “Hai Rasulullah apa yang dimaksud
dengan ihsan? Ihsan, yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau
melihatnya. Apabila engkau tidak melihatnya, maka Dia pasti melihatmu.”
(H. R. Muslim)
Hadis di atas menjelaskan bahwa ajaran akhlak yang dibawa Nabi
Muhammad berupa tiga hal, yaitu: iman, Islam, dan ihsan. Ketiganya
merupakan proses yang kontinu yang hendaknya dilakukan seorang Muslim.
Ini semua tidak hanya merupakan kewajiban bagi seorang Muslim, tetapi juga
merupakan pendidikan yang dilakukan seumur hidup guna membentuk akhlak
yang baik terhadap Allah swt. dan sesama makhluk.
Berdasarkan hadistersebut, kita dapat mengetahui bahwa tujuan berakhlak
itu supaya hubungan kita dengan Allah dan makhluk selalu terpelihara dengan
baik dan harmonis.
2. Membangun Manusia yang Mulia dan Bermanfaat
Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia.
NabiMuhammad saw. jugamengajarkan agar penyelesaianmasalah tidak boleh
dilakukan dengan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara
yang damai dan beradab. Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad
saw. ketika mendamaikan masyarakat Mekah saat akan meletakkan Hajar
Aswad pada tempatnya.
Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat
memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya, dia harus mengasihi
yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka.
Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi
anaknya, baik anak itu laki-laki maupun perempuan. Sebaliknya, anak harus
menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat
tua. Ketika antaranggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya,
saling menghormati, menghargai, dan mengasihi, akan menjadi masyarakat
yang damai, aman, tenteram, dan sejahtera.
Terbukti, saat ini, keadaan Masyarakat Mekah dan Madinah menjadi
masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera, dan mengalami kemajuan
yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan
senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw.

1. Rahmat bagi Alam Semesta
Firman Allah swt.:

Artinya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya' [21] : 107)
B. BUKTI-BUKTI NABI MUHAMMAD SAW.
DIUTUS ALLAH SWT


Nabi Muhammad diutus oleh Allah swt. sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Hal ini dapat berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk
keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk
di alam ini.
Bukti bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini
adalah:
a) Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir,
dan ramal diganti dengan keimanan kepada Allah swt.
b) Memusnahkan adat tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya,
membuka aurat, peperang antarsuku, kikir, dan pemarah digantidengan
akhlak yang mulia.
c) Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas
tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun
olahraga.
d) Melakukan sebuah perubahan  terhadap hati sanubari, pemikiran, dan
peraturan hidup umat manusia.
e) Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan manusia di
bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
2. Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal
ini bisa kita saksikan sejak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah
dan Madinah. Tidak ada seorang pun manusia yang dirugikan. Di mana
pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu
juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan
persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan saat ini. Sejak awal,
Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap
suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan

bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masing-
masing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan adalah modal

utama pembangunan
Setelah datang dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa
merasakan manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan
secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika
Islam langsung dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah saw. ke Madinah.
Bukti kerasulanNabi Muhammad saw.dapat disebutkan berikut ini.
a) Nabi Muhammadsaw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, seperti
pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir
saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadi
juru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah mampu mengambil
keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad
ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat
setiap ujung sorbannya. Beliau, lalu menempatkan Hajar Aswad pada
tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
b) Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka
sering berselisih, bertengkar, dan berperang agar sukunya (kabilah)
menjadi yang palingterhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat
membanggakan harta  dan tahta, sampai gonta-ganti wanita. Semakin
banyak harta  dan memiliki banyak budak, semakin mereka merasa
mulia. Setelah Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasullullah dan
mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak dilihat dari harta, keturunan,
kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan
manusia terletak kepada ketakwaannya kepada Allah swt. dan kemuliaan
akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan .
c) Kemajuan dalam bermasyarakat, seperti mempersaudarakan Muhajirin
atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli).  Mempersatukan
dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj.Selain itu, mengadakan
perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup
berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling
benci, melainkan melaksanakan agama masing-masing.
Tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad
pun mengajarkan tentang kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang
pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhamamd dengan perbuatan atau
dijelaskan dengan perkataan.
Firman Alah swt:

Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat )Allah dan kedatangan
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“ (Surah Al-Ahzab [33]: 21)

Tiga tahun lamanya, Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-
sembunyi. Hasilnya, lebih kurang 40 orang menganut agama Islam. Mereka

menjadi pengikut Nabi Muhammad yang setia dan rela mempertaruhkan harta
benda, bahkan nyawa mereka untuk menegakkan dan membela agama Allah.
Akhirnya, turunlah ayat yang memerintahkan Nabi agar menyampaikan
dakwah secara terang-terangan kepada segenap lapisan masyarakat.
Mula-mula, yang diserunya kaum kerabatnya dari Bani Hasyim.
Disampaikan oleh beliau kepada mereka apa yang diperintahkan Allah. Akan
tetapi, mereka membangkang dan marah kepada Nabi.
Demikian pula keadaan ketika Nabi menyampaikannya kepada kaum
Quraisy lainnya. Mereka  menyambut dengan ejekan dan cemoohan. Abu
jahal dan paman Nabi Muhammad sendiri, Abu Lahab, adalah pemimpin dan
gembong Quraisy yang sekuat daya menentang dan berusaha mematahkan
agama Islam.
Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tidak langsung diterima
olehmasyarakat. Oleh karena itu, dalam mendakwahkan ajaran Islam, sangat
hati-hati dan yangdiutamakan adalah para sahabat dan keluarga terdekatnya
terlebih dahulu.
Orang-orang Quraisy menolak agama Islam disebabkan beberapa hal.
Pertama, ajaran-ajarannya bertentangan dengan kepercayaan yang mereka
warisi dari nenek moyang mereka turun temurun. Kedua, dengan diterimanya
agama Islam, kedudukan mereka yang tinggi selama ini akan jatuh merosot.
Ketiga, keuntungan yang mereka peroleh dari perdagangan patung dan lainnya
akan luput dari tangan mereka.
Tidaklah heran kalau mereka itu menentang Islam dan merintanginya
secara mati-matian. Mula-mula, mereka meminta kepada Abu °alib agar
melarang keponakannya menyiarkan agama itu. Karena usaha Abu °alib tidak
berhasil, mereka pun menggunakan kekerasan di luar batas perikemanusiaan,
baik terhadap sahabat-sahabat Nabi maupun terhadap diri Nabi Muhammad
saw.
Berbagai macam siksaan mereka lakukan kepada Nabi.Ia pernah dilempari
dengan batu dan najis, dipukul dan diludahi mukanya, bahkan ada yang hendak
mencekik lehernya.
Sahabat-sahabat Nabi pun tak luput dari siksaan.
C. PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW
DAN SAHABAT MENGHADAPI MASYARAKAT
MEKAH

Sewaktu Umayya ibnu Khalaf mengetahui bahwa budak hitamnya yang
bernama Bilal ibnu Rabah masuk Islam, ia sangat marah. Bilal disiksa tanpa
diberi makan dan minum. Kemudian, Bilal ditelentangkan di pasir yang panas.
Dadanya ditindih dengan batu sehingga dia sukar untuk bergerak.
Sebagaimuslimyang taat,Bilaltetap tabah dan tidak goyah imannya kepada
Allah swt. Namun, akhirnya Abu Bakar menyelamatkan dan membebaskan
Bilal dari siksaan Umayya. Bilal dibeli dan dimerdekakan oleh Abu Bakar
Setelah kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy tidak
berhasil, mereka mengatur siasat lain, yaitu mendekati dan membujuk Nabi
Muhammad. Mereka mengirim utusan kepada Nabi dan menawarkan apa yang
diingininya, seperti harta, pangkat, kedudukan, bahkan wanita-wanita cantik
untuk jadi isterinya. Semua ditolak oleh Nabi, bahkan kepada pamannya, Abu
°alib,Nabi mengatakan : “Demi Allah, wahai Pamanku! Seandainya mereka
letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku dengan maksud
agar aku menghentikan tugasku, aku tidaklah akan meninggalkannya, sampai
usahaku berhasil atau aku binasa karenanya.”
Setelah bujukan-bujukan gagal, orang-orang Quraisy kembali melakukan
kekerasan kepada kaum Muslimin. Itulah sebabnya, Nabi menyuruhmereka
hijrah ke Habsyi (Ethiopia) sampai dua kali untuk menyelamatkan diri. Nabi
sendiri bersama sahabat-sahabatnya yang lain tetap menjalankan tugas di
Mekah sekalipun mengalami berbagai kesulitan.
Usaha orang-orang Quraisy selalu kandas. Bahkan sebaliknnya, agama
Islam semakin berkembang. Mereka pun semakin marah dan mengambil
tindakan yang lebih kejam. Mereka membuat perjanjian sepihak bahwa
seluruh kaum kerabat Nabi dari Bani Hasyim dan Bani Mu ̄ ̄allib, baik yang
telah menganut Islam maupun yang belum, kecuali Abu Lahab, diboikot dan
diasingkan. Tidak seorang pun dibolehkan mengadakan hubungan dengan
mereka, baik untuk berjual beli, memberi bantuan maupun melakukan
perkawinan.
Perjanjian itu mereka tulis di atas sahifah atau plakat, lalu mereka
gantungkan di Kakbah. Mereka bersumpah tidak akan mencabut sebelum Nabi
Muhammad diserahkan ke tangan mereka. Akan tetapi, Muhammad tak juga
diserahkan. Akibatnya, mereka terpaksa disingkirkan ke lembah-lembah dan
hidup dari pucuk-pucuk dan urat-urat kayu.
Tiga tahun lamanya kaum Muslimin menderita akibat perjanjian sahifah
itu. Akhirnya, datanglah pertolongan Allah. Pemuka-pemuka Quraisy merasa
kasihan dan tidak sampai hati melihat penderitaan kaum Muslimin hingga
pengasingan itu mereka batalkan.

No comments:

Post a Comment