Sunday, November 7, 2021

Artikel Sejarah Pendidikan Islam "IMPERASI KEBERHASILAN ATAS DOKTRIN DOKTRIN KURIKULUM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN RASULULLAH DI ERA MODERN"


IMPERASI KEBERHASILAN ATAS DOKTRIN DOKTRIN KURIKULUM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN RASULULLAH DI ERA MODERN

Muhammad Hafidzudin
2117275, Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan

Abstrak

Islam sebagai agama universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia, yang pencapainnya sangat bergantung ada pendidikan, sebab pendidikan merupakan kunci pembuka kehidupan manusia apalagi pada zaman di era modern ini, oleh karena itu Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat, hubungan tersebut bersifat organis-fungsional, dimana pendidikan difungsikan sebagai alat untuk mencapai ke-Islaman dan Islam menjadi kerangka dasar serta pondasi pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Islam, hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan sejarahnya. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengungkapkan secara detail tentang keberhasilan  sistem pendidikan Islam  pada zaman Rasulullah pada era modern dan yang paling penting, peristiwa ilmiah yang terjadi di masa empat khalifah pertama. Teknik menulis, mengkaji aspek pendidikan Islam dalam tinjauan historis terkait pendidikan, pola dalam periode empat khalifah Islam, berdasarkan pengalaman pendidikan  dari masa lalu. Dengan demikian ini akan menjadi referensi dasar untuk memprediksi dan menjadi acuan bagi pendidikan masa depan yang lebih baik, menemukan bahwa ada konsistensi dalam pendidikan kurikulum yang berorientasi pada Al Qur'an sebagai buku teks dan praktek Sunnah Nabi.

Pendahuluan

Sebelum membahas tentang emperasi perkembangan keberhasilan atas doktrin doktrin kurikulum perkembangan pendidikan islam pada zaman Rasulullah di era modern kita harus mengerti makna pendidikan itu sendiri, Pendidikan merupakan hal paling penting dalam kehidupan dan merupakan kunci utama dalam keberhasilan apalagi dalam perkembangan zaman sekarang yang sudah canggih dan modern pastinya kita membutuhkan hal tersebut, dan adanya perkembangan zaman yang sudah mulai modern ini maka islam dituntut untuk bisa hadir menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh manusiamodern ini yang serba dinamis, oleh karena itu pendidikan pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah sangat mempengaruhi atau bermanfaat pada zaman sekarang maupun bentuk kurikulumnya.
Sebagai umat islam, hendaknya mengetahui sejarah tersebut agar menumbuhkan kembangkan wawasan pengetahuan sejarah. Sejarah pendidikan islam pada masa nabi Muhammad SAW terdapat dua priode. Yaitu priode Mekkah dan priode Madinah. Nabi Muhammad memperoleh wahyu dari Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, dan hal tersebut mendapat tantangan tersendiri yang besardari berbagai kalangan suku Quraisy. Hal ini terjadi karena ada masalah pada saat itu kaum Quraisy menyembah berhala yang dibuat mereka sendiri. Dan adanya keadaan tersebut Nabi Muhammad melakukan dakwah pertamnya yaitu dilakukan di Mekah dan dilakukan secara sembunyi sembunyi, pada awalnya jumlah orang yang memeluk islam sangat sedikit. Namun semakin lama semakin banyak yang memeluk islam. Dan semenjak itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar berdakwah secara terang terangan
Dan juga pendidikan Islam sebenarnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan dakwahnya Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad s.a.w. Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus-menerus pascagenerasi Nabi Muhammad saw, sehingga dalam perjalanan selanjutnya pendidikan Islam terus mengalami perubahan baik itu dari segi kurikulum. Untuk menjadikan pendidikan yang berarti, harus menyediakan kurikulum pendidikan yang baik tentunya kepada peserta didik.
Pemikiran pendidikan modern lebih memprioritaskan terhadap guru yang menjadi subjek pendidikan, bukan terhadap murid. Sebagai faktor penentu untuk menilai tingkat keberhasilan pendidikan Islam adalah berada di tangan guru. Sebagai konsekuensinya, konsep pendidikan Islam modern lebih banyak memperhatikan guru.
Kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum. Dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu anak didik dalam mengembangkan potensinya, berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial, keagamaan, dan sebagainya.
Kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu acuan dalam proses pendidikan sehingga setiap proses pendidikan yang diselenggarakan akan lebih terarah dan tepat sasaran. Dengan demikian kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu alat untuk pengembangan sumber daya manusia.
Jika dilihat dari aplikasinya, maka kurikulum pendidikan Islam berfungsi sebagai pedoman yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara sembarangan, namun hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna yang strateginya tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.

Pembahasan

Definisi kurikulum pendidikan 
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dala kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-Khauli (1981) menjelaskan al-Manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan di mana guru dan murid terlibat di dalamnya.
Istilah kurikulum kemudian digunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak. Oleh karena itu, kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan islam. Segala hal yang harus diketahui atau diresapi serta dihayati oleh anak didik harus ditetapkan dalam kurikulum itu. Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Jadi, kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan. 
Ciri ciri kurikulum pendidikan islam
Ciri ciri kurikulum pendidikan islam menurut al-Shaibani sebagaimana yang di kutip oleh Anin Nur Hayani, dalam bukunya “kurikulum inovasi”, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikanya, materi pelajaranya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari Al- Qur’an dan hadits
Kurikulum pendidikan islam sangat meperhatikan pengembangan menyeluruh tentang aspek pribadi siswa yaitu dari intelektual, psikologis, sosial, dan spiritualuntuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan pembinaan pada setiap asp0ek tersebut. Untuk para sisiwa harus diajarkan berbagai ilmu pendidikan.
Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan anatara pribadi dan masyarakat, dan akhirat, jasmani, akal, dan rohani manusi. Keseimbangan itu tentunya bersifat relatifkarena tidak dapat diukur secara obyektif.
Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus, seni ukir, pahat, tulis,gambar dan sejenisnya. Selain itu juga memperhatikan pendidikan jenis jasmani, latihan militer, teknik keterampilan, latihan kejuruan, pertukangan dan bahan asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
Kurikulum islam juga memperhatikan perbedaan perbedaan kebudayaan ditengah masyarakat, baik itu kaitanya dengan kebutuhan dan masalah masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan serta menerima perkembangan dan perubahan zaman.
Dalam literatur lain, disebutkan ciri ciri kurikulum pendidikan islam adalah sebagai berikut:
Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, dan tekniknya yang bercorak agama.
Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
Kurikulum yang disusun selalu di sesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik.
Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila di pandang perlu.  

Kondisi pendidikan islam pada masa Rasulullah
Pada waktu itu islam diturunkan, bangsa Arab dikenal dengan sebutan “Kaum Jahiliyah”. Kaum ini dinamakan kaum Quraisy penduduk Mekkah sebagai bangsawan dikalangan bangsa Arab dan pada waktu itu baru memiliki 17 orang yang pandai menulis dan membaca. Hal ini menjadikan bangsa arab sedikit mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lainya.
Adapun ilmu yang pada waktu itu dikenal yaitu terbagi menjadi tiga bidang ilmu pengetahuan. Pertama, ilmu tentang Nasab (keturunan), sejarah, dan perbandingan agama. Kedua, ilmu Rukyah (mimpi), dalam bidang ini pada masa jahiliyah, Abu Bakar dikenal sebagai pentakbir mimpi, sehingga banyak dikalangan orang Arab yang mendatanginya untuk mengetahui tafsir mimpinya. Ketiga, ilu tentang bertenung. Kaum Arab pada masa jahiliyah dikenal kaum Ummi, karena mereka tidak bisa baca tulis. Mereka hanya mengandalkan kekuatan otak dalam menghafal dan meriwayatkan syair akan tetapi dalam Arab masih terdapat orang yang bisa baca tulis. 
Adapun priode pendidikan dalam masa Rasulullah terdiri menjadi dua yaitu priode Mekkah dan Priode Madinah.
Priode Makkah
Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rosulullah setelah mendapat perintah dari Allah agar beliau menyeru kepada Allah. Langkah pertama Nabi menyampaikan pendidikan islam yaitu kepada istrinya Khadijah yang kemudian diikuti oleh Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Harits yaitu seorang pembantuyang dijadikan anak angkat. Setelah itu Nabi mengajak sahabat sahabat nya akan tetapi Nabi menyebarkan dengan hati hatidan tidak smbarangan.   
Sesudah Nabi mendapat pengikut, beliau menghimpun mereka untuk menerima penjelasan yang diajarkan secara sembunyi sembunyi di rumah Arqam di bukit Shafa. Hal ini penting di lakukan untuk memberi keamanan dan ketenangan kepada kaum muslimin yang sedang mengadakan kegiatan dan pertemuan guna menerima pelajaran langsung di rumah Arqam Rasulullah mengajarkan pokok pokok ajaran islam. Dan membacakan ayat ayat Al Qur’an kepada para sahabat dan pengikut pengikutnya. Pendidikan pertama yang di lakukan Nabi adalah membina pribadi muslim agar menjadi kader kader yang berjiwa kuat dan tangguh dari segala cobaan untuk di persiapkan menjadi masyarakat islam dan mubaligh serta pendidik yang baik.
Setelah nabi melakukan dakwah secara sembunyi sembunyi akhirnya Rasul melakukan dakwah secara terang terangan karena jumlah pengikutnya mulai banyak serta meningkatkan seruan jangkauan seruan dakwah, setelah Nabi melakukan dakwah pendikdikan secara tearng terangan.
Pendidikan islam di Mekah berlangsung sekitar 13 tahun. Dalam buku Muhammad Yunus di katakan bahwa pendidikan islam pada priode Mekkah meliputi:
Pendidikan keagamaan yaitu hendaknya membaca dengan nama Allahsemata dan jangan di persekutukan dengan nama berhala.
Pendidikan akliyah dan ilmiyah yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
Pendidikan akhlak dan budi pekerti yaitu nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar memiliki akhlak yang baik sesuai ajaran tauhid.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu mementingkan keberhasilan pakaian, badan dan tempat kedinasan. 
Priode Madinah 
Pada priode ini terjadi pada tahun kira kira 622-632 M atau 1-11 H. Nabi Muhamm tiba di Madinah melakukan usaha pertamanya adalah membangun masjid. Masjid tersebut diberi nama masjid Quba dijadikan tempat sebagai tempat beribadah dan sebagai melakukan pendidikan, melalui pendidikan ini beliau memberi pengajaran dan pendidikan islam. Selain itu masjid tersebut digunakan untuk bermusyawarah. 
Kurikulum Pendidikan islam pada Rasulullah 
Pada kurikulum pendidikan islam pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa dibatasi dinding kelas. Rasulullah memanfatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajaranya dimana saja seperti rumah, masjid, dijalan, dan tempat tempat lainya. Adapun berikut kurikulum pendidikan islam di zaman Rasulullah di priode mekkah dan madinah. 
Kurikulum pendidikan islam di Mekkah
Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat ayat makiyah sejumlah 93 surat dan petunjuk petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitik beratkan pada keimanan, ibadah dan akhlah.
Kurikulum pendidikan islam di  Madinah.
Upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama tama membangun lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam. Materi pendidikan Islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmani dan pengetahuan kemasyarakatan.
Adapun metode pendidikan islam yang digunakan atau di kembangkan oleh nabi adalah:
Dalam bidang keimanan melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti bukti yang rasional dan ilmiah.
Dalam materi ibadah disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah diikuti masyarakat.
Bidang akhlak yaitu Nabi menitik beratkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Dari metode metode yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW terebut bahwa metode tersebut juga masih dilakukan pada zaman sekarang dan tetap masih bertahan  bahkan di zaman sekarang sudah banyak ilmu pengetahuan yang luas sehingga munculah berbagai metode yang berbeda, dan berkat motode pendidikan atau ilmu yang disampaikan oleh Nabi maka perkembangan ilmu semakin maju.
Kondisi pendidikan islam pada masa modern atau sekarang.
Di zaman modern ( abad ke-19 sampai dengan sekarang ) hubungan Islam dengan dunia Eropa dan Barat terjadi lagi. Pada zaman ini timbul kesadaran dari umat Islam untuk membangun kembali kejayaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban melalui berbagai lembaga pendidikan, pengkajian, dan penelitian. Umat Islam mulai mempelajari berbagai kemajuan yang dicapai oleh Eropa dan Barat, dengan alasan bahwa apa yang dipelajari dari Eropa dan Barat itu sesungguhnya mengambil kembali apa yang dahulu dimiliki umat Islam.`
Model kurikulum Pendidikan Islam modern.
Kurikulum pendidikan islam modern bukan hanya di pahami sebagai subyek subyek ilmu pengetahuan dan kegiatan belajarnya, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa dengan tujuan pendidikan islam.
Kurikulum pendidikan islam saat ini tetap mengikuti prinsip prinsip yang berlaku prinsip tersebut antara lain: pertama suatu kurikulum selain dapat memberikan nilai keilmuan yang murni juga seharusnya dapat tuntutan terhadap anak didik agar ia mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sesuai dengan bakat dan keahlianya. Kedua seharusnya kurikulum pendidikan islam dapat mengintergrasikan ilmu yang berkaitan dengan keduniaan dan ajaran islam. Aplikasi kurikulum pendidikan islam ini dapat kita lihat di pesantren.
Madrasah atau biasa disebut sekolah pada zaman sekarang merupakan bentuk lain yang memposisikan dirinya sebagai lembaga yang khas agama islam, walupun pada zaman Rasulullah tidak ada terdapat Madrasah akan tetapi pendidikan terus dapat berjalan dengan baik, dan Rasul pun mengajarkan pendidikan menggunakan fasilitas yang ada misalnya masjid, tempat umum atau lainya.
Awal mula dari perkembangan pengetahuan pada era modern
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yangdidasarkan  pada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya, karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 M dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan Barat menyadarkan umat Islam bahwa di Barat, telah menimbulkan peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Rajaraja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untuk meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam.Beberapa tokoh terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
Jamaluddin al-Afghani (Iran 1839 – Turki 1897) Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam yang diberikan oleh Jamaluddin berupa gagasan yang mengilhami kaum muslimin di Turki, Mesir dan India. Ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat, meskipun ia sangat anti imperialisme Eropa. Islam menurutnya adalah sebuah keyakinan transendensi Tuhan dan akal. Ijtihad adalah hal yang diperlukan, dan tugas manusia adalah melakukan prinsip-prinsip al-Quran dalam cara yang baru untuk mengatasi masalah-masalah di zaman mereka. Jika masyarakat  tidak melakukan hal itu akan terjadi kemandegan atau meniru-meniru saja. Peniruan merugikan masyarakat, menurutnya: jika kaum muslimin mengikuti orang Eropa, mereka tidak akan menjadi orang Eropa, karena tingkah laku dan prinsip-prinsip tertentu pada umumnya dapat dipahami oleh orang Eropa itu sendiri.
Muhammad Abduh (Mesir 1849 – 1905) dan Muhammad Rasyid Rida (Suriah 1865 –1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat
terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al-Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al-Urwah Al-Wustha yang diterbitkan di Paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973) 
Beliau adalah seorang sejarawan dan filusuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadobsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktisnya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangan dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al- Qardawi
al-Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin.Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, di kalangan pemikir yang mempelajri sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti tidak cukup memuaskan mereka.
Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
Beliau adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti hal nya al- Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi berbeda dengan al- Afgani, ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebasan itu itu antara lain meliputi penjelasan mengenal suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di Barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayyul dan cengkraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semanat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan meleyapkan unsur yang tidak ilmiyah dari pemahamnan terhadap al-quran. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran al-Quran. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiyah dalam tafsir al-quran.
Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
generasi awal abad ke-20 yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul “The Reconstruction of Religion Thought in Islam (Pembangunan kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah reconstruction,ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengam perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20.

Bidang bidang pendidikan pada saat masa Rasulullah yang masih berkembang pada masa sekarang.
Bidang Arsitek 
Pada zaman sekarang pendidikan di bidang arsitek sangat mendominasi walaupun pada zaman Nabi tidak ada pendidikan bidang tersebut karna perkembangan sudah maju maka pendidikan mulai berkembang dan mulai muncul berbagai macam lmu pendidikan diantaranya di negara Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letaknya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber AC. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra dan menjadikan bidang ini sangat maju dan muli dkenal.
Bidang Sastra
Pada masa Nabi bidang sastra pun sudah ada, bakan dahulu banyak terdapat penyair peyair dan satrawan ,dan dizaman ini pun pendidikan bidang satra masih tetap terjaga dan ilmu sastra semakin berkemban. Adapun mulai muncul bebagai nama-nama sastrawan yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawan dan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.
Bidang kaligrafi 
Di juga sangat mendominasi bahkan dahulu ilmu bidang kaligrafi sangat di butuhkan dan di abad modern juga pendidikan kaligrafi semakin  berkembang karena biasanya digunakan sebagai hiasan di masjid,hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dan lain- lain dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dan lain-lain.
Faktor keberhasilan yang harus dilakukan di masa modern agar pendidikan mencapai kesukseksan seperti di zaman Rasulullah. 
Dalam beberapa hadits rasulullah tentang pendidikan sangat menarik untuk di cermati bahwa dalam kondisi sebelum islam yang penuh dengan serangan musuh, dan sarana dan prasarana seadanya, namun semangat belajar mengajar para sahabat yang luar biasa. Dari analisis terhadap hadis, sebab wurud dan sosio historis yang ada pada saat itu, diketahui bahwa ada distingsi yang sangat jelas pada sasaran khitab. Agaknya, saat ini sasaran khitatab sering dipertukartempatkan. Sehingga mempengaruhi kinerja pendidik, peserta didik dan yang bertanggung jawab dalam pendidikan (pemerintah). Hal ini dibuktikan dalam penjelasan berikut: Bagi pesrta didik, belajar mencari ilmu bukan hanya kebutuhan tetapi kewajiban. Rasul dalm satu riwayat secara eksplisit menyatakan bahwa menuntu ilmu merupakan kewajiban bagi semua muslim. Pendidikan bukan untuk mendapatkan gelar, tetapi untuk mendapatkan pengetahuan, gelar akan melekat baginya. Dalam menuntut ilmu ada beberapa tips yang diberikan Rasulullah agar peserta didik mendapatkan ilmu dan berhasil dalam pendidikanya
Dalam pembelajaran, peserta didik diberikan pemahaman dan di tumbuhkan kesadaran bahwa belajar merupakan sarana untuk memperoleh ilmu. Rasulullah pun dalam hadisnya memberikan motivasi kepada peserta didik agar memiliki ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu unutk kepentingan pengembagan ajaran islam. Ada beberapa cara yang digunakan Rasul dalam menumbuhkan semangat menuntut ilmu dengan motivasi. Ada dua metode yang dipakai Rasul untuk ini, pertama dengan metode targhib (hadiah dari Allah), kedua dengan metode tarhib (ancaman). Rasul memberikan jaminan bahwa orang yang menuntut ilmu berdekatan dengan di surga. Ada dua faktor utama yang memberikan keberhasilan dalam menuntut ilmu dalam sabda Rasulullah yang pertama belajar untuk mendapatkan ilmu bukan untuk mencari nilai, kedua ilmu yang diperoleh untuk hal yang bermanfaat bukan untuk merusak.
Kesimpulan 
Islam memandang bahwa segala fenomena alam ini adalah hasil ciptaan Allah dan sekaligus tunduk kepada hukum hukum Nya, oleh karena itu manusia harus di didik agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai nilai dalam hukum Allah tersebut. Tanpa nilai moral agama, kehidupannya akan menyimpang dari fitrah Allah yang mengandung nilai islam yaitu doktrin islam itu sendiri yang harus dijadikan dasar dari proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Jadi dengan demikian pola dasar yang membentuk dan mewarnai sistem pendidikan islam adalah pemikiran konseptual yang berorientasi nilai nilai kemanusiaan, serta nilai nilai moral (akhlak) yang secara terpadu membentuk dan mewarnai tujuan pendidikan Islam.
Dengan demikian kepribadian yang pantas untuk dijadikan teladan dan penerapan metode belajar yang memadai, Rasulullah mampu menciptakan generasi dan lingkungan yang bernuansa penuh keilmuan, akhlak yang mulia, dan berislami. Sehingga tercipta tujuan pendidikan yang dapat berpengaruh positif pada lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Muhaimin.2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hamdani Ihsan.2001. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Setia. 2001
Mujib Abdul, Jusuf Muzakir.2010  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Perdana. Musrifah Sunanto.2003. Sejarah Islam Klasik,Cet. 1, Bogor: Kencana, 2003.
Syukur Fatah. 2015. Sejarah Pendidikan Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Asrahah Hanun.1999.  Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.
Kodir Abdul. 2015.  Sejarah Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.


Jurnal:
Nimas Umi Kulsum, Jurnal Perkembangan Pemikiran Peradaban Islam Pada Abad Modern  (UIN Raden Fatah Palembang)

Internet:
Diakses 23  Maret 2018 jam 13.32.  http://www.anekamakalah.com 
Diakses tanggal 23 Maret 2018. Jam 15.46.  http://sosioakademika.blogspot.com
Di akses 25 Maret 2018 jam  12.58. http://enizar-stain.blogspot.com

No comments:

Post a Comment