Sunday, November 7, 2021

Poto dan Vedeo Terkait Artikel Pendidikan Islam

 


(Pondok Pesantren)



(Lalaran Alfiyah Ponpes Al-Anwar Sarang)



(Sejarah Pesantren)





PROFIL ADMIN "GALERI RUANG BELAJAR AL-HAFIDZ"







Nama    : Muhammad Hafidzudin
NIM      : 2117275
TTL       : Pekalongan, 06 Mei 1999
Ayah      : M. Mughni
Ibu         : Nur Rohmah
Alamat   : Ambokembang gg. 17, Kedungwuni ; Kab. Pekalongan

Riwayat Pendidikan

1. MI    : MI Walisongo Pekajangan
2. Mts   : Mts Walisongo Pekajangan
3. MA   : MA Walisongo Pekajangan
4. Belajar di Pondok Pesantren Al-Hadi Min Aswaja Panjang Wetan Kota Pekalongan
5. Sedang menempuh Pendidikan di IAIN Pekalongan, jurusan Pendidikan Agama Islam

Pengalaman Organisasi

1. Pengurus OSIS MA Walisongo Pekajangan
2. Pradana Pramuka MA Walisongo Pekajangan
3. Pengurus Div. Tafsir UKM LPTQ IAIN Pekalongan 2019
4. Pengurus Departemen Dakwah PKPT IPNU IAIN Pekalongan 2019-2020
5. Ketua IPNU Pekajangan periode 2019-2021
6. Koordinator Departemen Jaringan Pesantren dan Sekolah (JPS) PAC IPNU Kedungwuni periode 2021-2023

Pengalaman Pekerjaan
1. Owner online bussines of "Produk NU"
    Fb : Produk NU
    Instagram : @Produk_NU
    menjual berbagai atribut NU
    No. WA : 0858-0223-2646
2. Pengajar di TPQ Miftakhul Ulum Pekajangan 2019-sekarang

Artikel Sejarah Pendidikan Agama Islam "MENELUSURI SEJARAH PESANTREN PADA JEJAK SUNAN KALIJAGA"

 


MENELUSURI SEJARAH PESANTREN
PADA JEJAK SUNAN KALIJAGA

Muhammad Hafidzudin
2117275, Pendidikan Agama Islam

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh asumsi bahwa Sunan Kalijaga merupakan tokoh penting dalam peyebaran Islam di Jawa, khususnya yang terpusat di Demak. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan Sunan Kalijagga, peran Sunan Kalijaga dalam penyebaran Islam di Demak dan sejarah pesantren pada masa Sunan Kalijaga.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dan teknik analisis histori ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama, Sunan Kalijaga adalah salah satu dari Sembilan orang penyebar agama Islam di pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Kedua, Sunan Kalijaga berperan sebagai pelopor penyebar luasan agama Islam di daerahnya. Ketiga, dalam menyebarkan Islam di Demak menggunakan metode dakwah,  kesenian dan pendidikan . 
Sunan Kalijaga dikenal sebagai Ulama besar, seorang wali yang memiliki kharisma tersendiri diantara wali-wali yang lainnya. Caranya berdakwah sangat luwes rakyat jawa yang pada waktu itu msih banyak menganut kepercayaan lama tidak ditentang adat istiadat.
Pesantren atau Pondok Pesantren adalah sekolah atau madrasah Islam  yang berasrama  diasramakan. Para pelajar pesantren disebut santri. Kata santri menurut professor Jonhs berasal dari bahasa tamil yang bararti guru mengaji. Sedang kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti hotel atau asrama.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam menyebar di berbagai tempat di Indonesia tidak dengan sendirinya tetapi di sebarkan oleh para Wali Sanga. Diantara Wali Sanga yaitu Sunan Kalijaga. Salah satu Wali Sanga yang cukup dikenal masyarakat Indonesia adalah Sunan Kalijagga, seorang anak pejabat yang menyebarkan islam dengan model kebudayaan yang mampu beradaptasi dengan nilai lokal. Melalui kearifan lokal berbentuk masjid agung demak, kesenian wayang bernuansa islami dan tembang atau lagu ilir-ilir, dakwah Sunan Kalijaga mampu mendapatkan hati dan tempat tebaik di kalangan pengikutnya. Ini membuktikan bahwa proses Islamisasi Nusantara yang menggabungkan kebudayaan lokal dan islam sudah berlangsung sejak dulu sebagaimana sukses dipraktekkan Sunan Kalijaga. Dalam kegiatan dakwahnya Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan bijaksana dan disesuaikan dengan pemahaman (pengetahuan masyarakat setempat terhadap islam itu sendiri. Sunan Kalijaga misalnya membuat gamelan Sekaten yang kemudian dilanjutkan acara Sekaten (Syahadatain) di Masjid Agung.
Dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia kita melihat bahwa semenjak 3 abad yang lalu pesantren telah berperan mencerdaskan kehidupan bangsa begitu juga dalam mewujudkan kemerdekan Republik Indonesia para kyai maupun para santri juga ikut berjuang bahu membahu bersama rakyat mengusir penjajahan Belanda maupun Jepang. Oleh karena itu setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya pesantren masih mendapatkan hati di masyarakat Indonesia. Ki Hajar Dewantara saja yang dikenal sebagai tokoh pendiddikan Nasional dan segaligus sebagai Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI yang pertama menyatakan bahwa pondok pesantren merupakan dasar pendidikan nasional, karena sesuai dan selaras dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pesantren atau Pondok Pesantren adalah sekolah atau madrasah Islam  yang berasrama  diasramakan. Para pelajar pesantren disebut santri. Kata santri menurut professor Jonhs berasal dari bahasa tamil yang bararti guru mengaji. Sedang kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang berarti hotel atau asrama.


Tujuan Penelitian 
untuk mengetahui sejarah perkembangan Sunan Kalijaga 
peran Sunan Kalijaga dalam penyebaran Islam di Demak 
dan sejarah pesantren pada masa Sunan Kalijaga.
Metode Penelitian 
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis histori.

PEMBAHASAN
Sunan Kalijaga 
Dialah Wali yang namanya paling banyang disebut masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya Wilatika seorang adipati Tuban, salah seorang keturunan dari pemberontak Majapahit bernama Ronggolawe. Ayahnya diperkirakan telah memeluk agama Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Loka Jaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman. Terdapat beragam versi menyangkut asal usul nama Kalijaga yang disandangnya . Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati.
Kalangan Jawa mengkaitkannya dengan kesukaan Wali ini untuk berendam (kungkum) disungai (kali) atau jaga kali. Namunada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab qadli dzaqa yang menunjuk statusnya sebagai penghulu suci kesultanan.
Sunan Kalijaga dikenal sebagai Ulama besar, seorang wali yang memiliki kharisma tersendiri diantara wali-wali yang lainnya. Caranya berdakwah sangat luwes rakyat jawa yang pada waktu itu msih banyak menganut kepercayaan lama tidak ditentang adat istiadat. Beliau mendekati rakyat yang masih awam itu dengan cara halus, bahkan dalam berpakaian beliau tidak memakai jubah sehingga rakyat tidak merasa angker dan mau menerima kedatangannya dengan senang hati. Pakaian yang dikenakan sehari-hari adalah pakaian adat  jawa yang di desain dan disempurnakan sendiri secara islami. Pendiriannya adalah rakyat dibuat senang dulu, direbut simpatinya sehingga mau menerima agama islam, mau mendekat kepada para wali. sesudah itu barulah mereka diberi pengertian islam yang sesungguhnya dan dianjurkan membuang adat yang bertentangan dengan agama islam. Kesenian rakyat baik yang berupa gamelan, gendhing, dan tembang-tembang serta wayang yang dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai alat dakwah.  
Di perkirakan usia Sunan Kalijaga mencapai lebih dari serratus tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir pada tahun 1478 M). Kesultanan Demak, kesultan Cirebon dan Banten, bahkan mungkin juga kerajaan Panjang yang lahir pada tahun 1546 M. Serta awal kelahiran kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panbahan Senopati. Ia ikut merancang pembangunan  masjid Cirebon dan masjid Agung Demak. 
Berdasarkan legenda-legenda yang dikumpulkan dari masyarakat pedesaan, berdasarkan cerita-cerita kentrung yang dituturkan oleh dalang kentrung, dan berdasarkan babad-babad lokal, misalnya Babad Demak Pesisiran, Babad Tuban dan Suluk Syekh Malaya, maka oleh Suripan disusunlah biografi Sunan Kalijaga yang bersifat kerakyatan, sebagaimana diterima oleh orang desa, sebagai berikut,
Raden Sahid, anak bupati Tuban Wilatika, sangat nakal dan suka sekali bermain judi.
Bupati Wilatika tidak menyukai perbuatan anaknya. Untuk mengurangi kenakalan anaknya, dia mempunyai rencana mencarikan jodoh Raden Sahid. Tetapi, Raden Sahid menolak dan bahkan minggat dari Tuban. Adiknya, Dewi Rasawulan menyusul kakaknya namun tidak menjumpai kakaknya.
Raden Sahid, dengan nama samara Lokajaya, merampok di hutan. Ketika dia merampok Sunan Bonang bertekuk lutut, sebab Sunan Bonang sangat sakti. Dia lalu berguru pada Sunan Bonang. 
Setelah mendapat sedikit ilmu dari Sunan Bonang, dia pulang ke Tuban tetapi ayahnya menolak kehadirannya. 
Oleh Sunan Bonang disuruh bertapa. Setelah bertapa dia diberi pelajaran ilmu agama oleh Sunan Bonang di tengah laut di dalam sebuahperahu berwarna putih. Perahu itu pemberian Nabi Khidir. 
Setamat Sunan Bonang memberi pelajaran pada Raden Sahid, lalu memberi gelar Sunan Kalijaga.Sejak itu kekallah gelar Sunan Kalijaga pada Raden Sahid.
Pada waktu para wali mendirikan Masjid Demak, Sunan Kalijaga membuat tiang tatal, dan setelah Masjid Demak berdiri, mempertemukan puncak Masjid Demak  dengan Kabah.
Sunan Kalijaga menyiarkan agama islam ke desa-desa sekitar Demak dan di tempat-tempat lain dengan mendalang wayang kulit, termasuk menjadi tukang kentrung. Disamping menjadi dalang dan tukang kentrung dia banyak membantu petani miskin.
Dia sangat dihormati dan disengani oleh rakyat desa, para petani, sebab ia tidak memusuhi mereka, sehingga hal ini melahirkan ungkapn tabek- tabek Sunan Kalijaga di dalam Bahasa jawa pesisiran. 
 Setelah Sunan Kalijaga wafat, dimakamkan di Kadilangu, Demak.   
Peran Sunan Kalijaga
Beberapa peran Sunan Kalijaga dalam menjalankan dakwah di Demak antara lai yaitu:
Pecahan Kayu Masjid Agung Demak 
Diceritakan bagaimana para wali bergotong royong dalam membangun Masjid Agung Demak. Sunan Kalijaga mendapatkan tugas membuat satu dari empat tiang masjid. Dalam menjalankan tugas itu, beliau menggantikan balok kayu besar dengan pecahan kayu yang disebut tatal. Sunan Kalijaga  menyusun dan melekatkan bagian potongan kayudengan lem dammar, kemenyan, dan blendok. Tidak disangka sampai sekarang tiang darurat itu masih bertahan kokoh.  
Wayang dan Azimat Kalimasada
Dalam mengajak penonton wayang, Sunan Kalijaga mengganti biaya masuk yang umumnya membayar uang dengan membaca kalimat syahadat. Secara kreatif para tokoh wayang yang identik dengan kepahlawanan Hindu diganti nama rukun islam yang lima. Yudhistira digambarkan sebagai dua kalimat syahadat sebab tokoh ini diberikan pusaka (azimat) kalimasada yang mampu melindungi dirinya dalam mengahadapi serangan lawannya.   
Lagu Ilir-ilir 
Lagu ilir-ilir merupakan salah satu tembang yang diciptakan Sunan Kalijaga dan cukup popular hingga sekarang. Pada masa dahulu, lagu ini sering dinyanyikan anak desa terutama pada malam bulan purnama. Tanpa ddisadari terdapat makna filosofis mendekat kepada Allah sebagai Tuhan yang menciptakan manusia dalam tembang ini.   
Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar agama islam seperti Walisongo untuk menarik perhatiandi kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran  islam sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi didalam cerita itu disiapkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan islam.   
Ternyata Sunan Kalijaga di dalam gerak perjuangannya tidak lepas dari penugasan khusus dan pimbingan yang diberikan oleh sesepuh Wali Sanga, misalnya bimbingn yang diberikan oleh Sunan Ampel dan Sunan Bonang disamping dari pihak kesultanan patah di daerah-daerah yang rawan tata karma, rawan tata susila dan masih kuat di pengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan agama Hindu dan Budha sertamasih melakukan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka. Karena itu Sunan Kalijaga benar-benar membanting tulang hanya melakukan dakwah di suatu daerah saja, melainkan hilir mudik, keluar masuk pegunungan, siang malam terus melakukan tugas itu. Beliau terus keliling daerah satu ke daerah lainnya, sehingga terkenal sebagai mubalig keliling atau dai keliling ulama besar, seorang Wali yang memiliki kharismatik sendiri diantara Wali-wali yang lain, paling terkenal di berbagai lapisan masyarakat apalagi kalangan bawah. Ia di sebagian tempat juga di kenal bernama syekh Malaya. 
Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga menyerap semangat kultural masyarakat jawa yang masih dipengaruhi kebudayaan Hindu-Budha. Paham keagamaannya cenderung sufistik berbasis salaf bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Untuk mengajak masyarakat masuk islam, Sunan Kalijaga memilih jalur kebudayaan dan kesenian sebagai media dan sarana dakwah sehingga cepat menyerap dan diterima secara hangat oleh masyarakat pada zamannya. Sunan Kalijaga menjadi teladan terbaik dalam penyesuaian Islam dengan budaya lokal, berdasarkan prinsip mempertahankan yang lama dan baik, serta mengambil yang baru dengan lebih baik sehingga ajaran Islam masuk ke dalam struktur berpikir masyarakat secara halus dan secara perlahan menghilangkan tradisi masyarakat yang bertentangan dengan syariat Islam.
Dakwah Sunan Kalijaga banyak sekali mendapatkan pengikut dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sunan Kalijaga berpendapat jika diserang prinsip yang selama ini dipegang secara teguh (keyakinan Hindu-Budha) masyarakat akan menjauh. Sehingga diperlukan dakwah secara bertahap sebab jika Islam sudah berhasil dipahami oleh masyarakat, maka kebiasaan lama yang bertentangan dengan syariat islam akan hilang.
Maka dapat disebut ajaran Sunan Kalijagga cenderung sinkretis dalam mengajak orang lain mengenal Islam. Beliau menciptakan berbagai media dakwah yang kreatif dan efektif. Ini menyebabkan dakwah di kalangan rakyat semakin meluas dan tak sedikit pula para petinggi kerajaan yang tertarik dengan dakwahnya. Beberapa diantaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang kotagede, Yogyakarta). Sunan Kalijagga dimakamkan Di Kadilangu, selatan Demak. Secara umum banyak sekali sarana dakwah kreatif dari Sunan Kalijagga, tapi beberapa diantaranya yang fenomenal ada tiga yaitu masjid Demak, wayang dan lagu.
Ajaran tentang Asal Usul dan Tujuan Hidup 
Pesan dan ajaran tentang asal usul dan tujuan hidup selalu dipegang teguh oleh penganut mistik kejawen. Apalagi bagi guru Sunan Kalijaga juga pernah memberikan wejangan serupa yang tersimpul dalam tembang Dhandhanggula sebagai berikut:
Urip iku neng donyatan lami
Umpamane jebeng menyang pasar 
Tan langgeng neng pasar bae 
Tan wurung nuli mantuk 
Mring wismane sangkane Nguni 
Ing mengko aja samar, sangkan paranipun
Ing mengko padha weruha
Yen asale sangkan paran duk ing Nguni
Ajanganti kesasar

Terjemahan:
Hidup di dunia ini tidak lama 
Seperti jika kamu pergi ke pasar
Pastilah akan kembali juga 
Ke rumah asalnya
Maka jangan sampai keliru 
Maka ketahuilah 
Ilmu sangkan paran
Agar jangan sampai kesasar 
Pesan mistik tembang tersebut menghendaki bahwa hidup di dunia ini tidak lama, ibarat manusia pergi ke pasar, akan segera  kembali ke asalnya, karena itu jangan sampai ragu-ragu tarhadap asal usul, agar jangan sampai salah jalan. Pesan ini menunjukkan bahwa manusia hidup di dunia sekadar mampir ngombe (singgah untuk minum), karena suatu ketika akan kembali kepada Tuhan. Tuhan adalah tumpuan sangkan paraning dumadi. 
Ajaran tentang Hidayah Sejati 
Sunan Kalijaga pun juga pernah memberikan wejangan tentang hidayah sejati,  
Apabila kamu hendak naik haji ke Mekkah, ada apa? di Mekkah hanya adabekas Nabi Ibrahim dahulu yang membuat masjid. Nabi Ibrahim telah meninggal. Yang tinggal hanya batu yang tergantung tanpa pengait. Apakah itu yang hendak kamu sembah? jadi pemuja berhala. Ibarat tingkahnya orang kafir. Tindakan menyembahnya mengada-ada, menghadap ke toapekongnya. Walaupun sudah pergi haji tetapi tidak tahu makna haji. Kabah itu bukan tanah, kayu. dan batu. Syaratnya tidak dengan  harus pergi. Bila kamu bermaksud tahu Kabah yang sesungguhnya adalah hidayah.   
Ajaran tentang Perintah Salat
Perintah salat pun menjadi ajaran yang penting dari Sunan Kalijaga, seperti dijelaskandalam Sastra Gedhing. 
Mula-mula salat lima kali. Di manakah tempat jalan orang untuk menghadap kepada Allah swt. Ketahuilah semua, awal mula sebelum ada bumi langit, apakah yang ada? hanya hayu yang ada pertama kali di sidratul muntaha. Cahaya yang ada sekarang, hayu lebih dahulu, nur itu belakangan. Allah swt berkata kun fayakun, maka bumi terhampar, langit, dan isi alam semesta penuh oleh sabda kun fayakun. Tembuni menjadi burung. binatangburuan, ayam, itik, dan semua ungags. Ada pun usus menjadi ular yang ada di dunia ini dan menjadi seluruh ikan. Ingatlah jika kamu menjadi kekasih Allah swt, segala maksudmu terjadi. Begitulah asal usulnya dahulu tentang terjadinya semua yang memenuhi alam semua ini, dari Yang Maha Agung. Hidup itu dari Allah swt, lingkup-melingkupi, kuasa-menguasai. Bila kamu tidak ingat kepada Allah swt, aku tidak akan memberi izin segala kehendakmu.

Sejarah Pesantren 
Sejarah dan Perkembangan Pesantren
Diskusi tentang sejarah dan asal usul pondok pesantren (selanjutnya disebut pesantren) dikalangan para pengamat pendidikan Islam di Indonesia sungguh menarik, karna dimata mereka seperti Karel A. Sbeenbrink dan Martin Van Bruinessen pesantren bukanlah lembaga pendidikan Islam tipikal Indonesia. Dalam pengamatan mereka, pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang diadopsi dari asing. Jika Steenbrink memandang pesantren diambil dari India, maka Bruinessen berpendapat bahwa pesantren berasal dari Arab.Keduanya memiliki argument untuk memperkuat pendapatnya masing-masing.
Steenbrink misalnya, menemukan dua alasan yang memperkuat pandangan bahwa pesantren disdopsi dari India yaitu alasan terminology dan alasan persamaan bentuk. Menurutnya secara terminologis ada beberapa istilah yang lazim digunakan di pesantren seperti mengaji dan pondik, dua istilah yang yang bukan berasal dari Arab melainkan dari India. Selain itu, sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu dan Jawa. 
Setelah islam masuk dan tersebar di Jawa, sistem dan istilah-istilah di atas kemudian diambil oleh islam. Sementara itu dari segi bentuknya  ada persamaan antara pendidikan Hindu di India dan pesantren di Jawa. Persamaan bentuk tersebut terletak pada penyerahan tanah oleh negara bagi kepentingan agama yang terdapat dalam tradisi Hindu. Persamaan lainnya terletak pada beberapa hal seluruh sistem pendidikannya bersifat agama, guru tidak mendapatkan gaji, penghormatan yang besar terhadap guru, dan para siswa meminta sumbangan ke luar lingkungan pesantren. Selain itu, letak pesantren syang didirikan di luar kota juga membuktikan bahwa asal-usul pesantren dari India. 
Dalam catatan Nurcholish Madjid ada empat istilah jawa yang dominan digunakan di pesantren yaitu: santri, kiai, ngaji, dan njenggoti. Kata santriyang digunakanuntuk menunjuk peserta didik di pesantren berasal dari Bahasa jawa: cantrik yang berarti seseorang yang selalu mengikuti guru ke mana saja ia pergi. Seorang cantrik mengikuti ke mana saja guru pergi dengan tujuan untuk mempelajari ilmu yang dimiliki sang guru. Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk guru di pesantren adalah kiai jugaberasal dari Bahasa jawa, Perkataan kiai untuk laki-laki dan nyai untuk perempuan digunakan oleh orang jawauntuk memanggil kakeknya. Kata kiai dan nyai disini mengandung pengertian rasa penghormatan terhadap orang tua.
Istilah lain yang bersal dari Bahasa Jawa dan dominan digunakan di pesantren adalah ngaji dan njenggoti. Kata ngaji yang digunakan untuk menunjuk kegiatan santri dan kiai dipesantren berasal dari kata aji yang berarti terhirmat dan mahal. Kata ngaji biasanya digandengkan dengan katakitab; ngaji kitab yang berarti kegiatan santri pada saat mempelajari kitab yang berbahasa arab. Oleh karena itu santri banyak yang belum menegerti Bahasa Arab, maka kitab tersebut oleh kiai diterjemahkan kata demi kata dalam Bahasa jawa.
Para santri mengikuti dengan cermat terjemahan kiainya dan mereka mencatatnya pada kitab yang dipelajari, yaitu dibawah kata-kata yang diterjemahkan. Kegiatan mencatat terjemahan ini di pesantren lazim dikenal dengan istilah njenggoti karena catatan mereka itu menggantung seperti janggut pada kata-kata yang diterjemahkan.  Penggunaan istilah Jawa di atas menunjukkan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan islam di Indonesia merupakan khas Indonesia. Pada awalnya pesantren lahir di Jawa dan selanjutnya berkembang di luar Jawa. 
Memasuki era 70-an Pesantren mengalami perubahan cukup signifikan mengalami perkembangan kuantitas luar biasa dan menakjubkan, baik di wilayaj rural (perdesaan), sub urban (pinggiran kota), maupun urban (perkotaan). Selain itu terlihat pada pesantren adanya tingkat keragaman dan orientasi pimpinan pesantren dan independensi kyai atau ulama. Hal ini memperkuat argumantasi bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan swasta yang sangat mandiri yang merupakan lembaga berbasis masyarakat.
Pesantren memulai berbenah diri dengan melakukan berbagai inovasi untuk pengembangan sistem pendidikan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Dalam aspek kurikulum yaitu dengan masuknya pengetahuan umum dan keterampilan ke dalam pesantren adalah sebagai upaya untuk memberikan bekal tambahan agar para santri bila telah menyelesaikan pendidikannya dapat hidup layak dalam masyarakat. Terjadinya perubahan sistem pembelajaran dengan sitem klasikal yang menggunakan saranadan peralatan pengajaran Madrasah sebagaimana yang berlaku di sekolah-sekolah. Adanya pesantren yang membuka, membina dan mengelola madrasah - madrasah atau sekolah umum, baik tingkat dasar, menengahmaupun tingkat tinggi.   
Pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat lingkungannya. Dengan kata lain pesantren mempunyai keterkaitan erat yang tidak terpisahkan dengan komunitas lingkungannya. Kenyataan ini bisa dilihat tidak hanya dari latar belakang pendirian pesantren pada suatu lingkungan tertentu, tetapi juga  dalam pemeliharaan aksistensi pesantren itu senidiri melalui pemberian wakaf, sadaqah, hibah, dan sebagainya. Sebaliknya pesantren pada umumnya  membalas jasa komunitas lingkungannya dengan bermacam cara tidak hanya dalam bentuk memberikan pelayanan pendidikan dan keagamaan, tetapi bahkan juga bimbingan sosial, kulturan dan ekonomi bagi masyarakat lingkungannya.
Unsur-unsur Pesantren 
Pesantren memiliki unsur-unsur minimal yaitu: 
Kiai yang mendidik dan mengajar .
Santri yang belajar.
Masjid 
Tiga unsur ini mewarnai pesantren  pada awal berdirinya atau bagi pesantren-pesantren kecil yang belum mampu mengembangkan fasilitasnya. Unsur pesantren dalam bentuk segitiga tersebut mendeskripsikan kegiatan belajar mengajar keislaman sederhana. Kemudian pesantren mengembangkan fasilitisa-fasilitas belajarnya sebab tuntutan perubahan sistem pendidikan sangat mendesak serta bertambahnya santri yang belajar dari kabupaten atau propinsi lain yang membutuhkan tempat tinggal. Maka unsur-unsur pesantren bertambah banyak.  Para pengamat mencatat ada lima unsur yaitu kiai, santri, masjid, pondok, dan pengajian.  Ada yang tidak menyebut unsur pengajian, tetapi menggantinya dengan unsur ruang belajar, aula, atau bangunan-bangunan lain. 
SIMPULAN
Sunan Kalijaga lahir sekitar tahun 1450 M. Ayahnya adalah Arya Wilatika seorang adipati Tuban, salah seorang keturunan dari pemberontak Majapahit bernama Ronggolawe. Ayahnya diperkirakan telah memeluk agama Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Loka Jaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.
Di perkirakan usia Sunan Kalijaga mencapai lebih dari serratus tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir pada tahun 1478 M). Kesultanan Demak, kesultan Cirebon dan Banten, bahkan mungkin juga kerajaan Panjang yang lahir pada tahun 1546 M. Serta awal kelahiran kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panbahan Senopati. Ia ikut merancang pembangunan  masjid Cirebon dan masjid Agung Demak.
Dakwah Sunan Kalijaga banyak sekali mendapatkan pengikut dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sunan Kalijaga berpendapat jika diserang prinsip yang selama ini dipegang secara teguh (keyakinan Hindu-Budha) masyarakat akan menjauh. Sehingga diperlukan dakwah secara bertahap sebab jika Islam sudah berhasil dipahami oleh masyarakat, maka kebiasaan lama yang bertentangan dengan syariat islam akan hilang.
Sejarah dan asal usul pondok pesantren (selanjutnya disebut pesantren) dikalangan para pengamat pendidikan Islam di Indonesia sungguh menarik, karna dimata mereka seperti Karel A. Sbeenbrink dan Martin Van Bruinessen pesantren bukanlah lembaga pendidikan Islam tipikal Indonesia. Dalam pengamatan mereka, pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang diadopsi dari asing. Jika Steenbrink memandang pesantren diambil dari India, maka Bruinessen berpendapat bahwa pesantren berasal dari Arab.Keduanya memiliki argument untuk memperkuat pendapatnya masing-masing.

Pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat lingkungannya. Dengan kata lain pesantren mempunyai keterkaitan erat yang tidak terpisahkan dengan komunitas lingkungannya.
Pesantren memiliki unsur-unsur minimal yaitu: 
Kiai yang mendidik dan mengajar .
Santri yang belajar.
Masjid 


DAFTAR  PUSTAKA

A Steenbrink, Karel. 1986.  Pesantren, Madrasah, dan Sekolah: Pendidikan Islam dalam kurun  Modern. Jakarta: LP3ES.
Abu Amar, Imron. 1992.  Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Kudus: Menara Kudus.
Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azra, Azyumardi. 1999.  Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru.    Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Fatah, Yukur. 2010.  Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra.
Madjid, Nurcholis. 1997.  Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
Munir, Samsul. 2010.  Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Purwadi. 2004.  Dakwah Sunan Kalijaga Penyebaran Agama Islam di Jawa Berbasis Kultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahimsyah. 2005. Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Bandung: Amanah.
Ramayulis. 2011.  Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Qomar, Mujamil. t,t. Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syarif, Mustofa. t.t.  Administrasi Peasntren.Jakarta: PT. Paryu Barkah.

Artikel Sejarah Pendidikan Islam "IMPERASI KEBERHASILAN ATAS DOKTRIN DOKTRIN KURIKULUM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN RASULULLAH DI ERA MODERN"


IMPERASI KEBERHASILAN ATAS DOKTRIN DOKTRIN KURIKULUM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA ZAMAN RASULULLAH DI ERA MODERN

Muhammad Hafidzudin
2117275, Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan

Abstrak

Islam sebagai agama universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan yang bahagia, yang pencapainnya sangat bergantung ada pendidikan, sebab pendidikan merupakan kunci pembuka kehidupan manusia apalagi pada zaman di era modern ini, oleh karena itu Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat, hubungan tersebut bersifat organis-fungsional, dimana pendidikan difungsikan sebagai alat untuk mencapai ke-Islaman dan Islam menjadi kerangka dasar serta pondasi pengembangan pendidikan Islam. Pendidikan tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Islam, hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak bisa dilepaskan dengan sejarahnya. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengungkapkan secara detail tentang keberhasilan  sistem pendidikan Islam  pada zaman Rasulullah pada era modern dan yang paling penting, peristiwa ilmiah yang terjadi di masa empat khalifah pertama. Teknik menulis, mengkaji aspek pendidikan Islam dalam tinjauan historis terkait pendidikan, pola dalam periode empat khalifah Islam, berdasarkan pengalaman pendidikan  dari masa lalu. Dengan demikian ini akan menjadi referensi dasar untuk memprediksi dan menjadi acuan bagi pendidikan masa depan yang lebih baik, menemukan bahwa ada konsistensi dalam pendidikan kurikulum yang berorientasi pada Al Qur'an sebagai buku teks dan praktek Sunnah Nabi.

Pendahuluan

Sebelum membahas tentang emperasi perkembangan keberhasilan atas doktrin doktrin kurikulum perkembangan pendidikan islam pada zaman Rasulullah di era modern kita harus mengerti makna pendidikan itu sendiri, Pendidikan merupakan hal paling penting dalam kehidupan dan merupakan kunci utama dalam keberhasilan apalagi dalam perkembangan zaman sekarang yang sudah canggih dan modern pastinya kita membutuhkan hal tersebut, dan adanya perkembangan zaman yang sudah mulai modern ini maka islam dituntut untuk bisa hadir menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh manusiamodern ini yang serba dinamis, oleh karena itu pendidikan pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah sangat mempengaruhi atau bermanfaat pada zaman sekarang maupun bentuk kurikulumnya.
Sebagai umat islam, hendaknya mengetahui sejarah tersebut agar menumbuhkan kembangkan wawasan pengetahuan sejarah. Sejarah pendidikan islam pada masa nabi Muhammad SAW terdapat dua priode. Yaitu priode Mekkah dan priode Madinah. Nabi Muhammad memperoleh wahyu dari Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, dan hal tersebut mendapat tantangan tersendiri yang besardari berbagai kalangan suku Quraisy. Hal ini terjadi karena ada masalah pada saat itu kaum Quraisy menyembah berhala yang dibuat mereka sendiri. Dan adanya keadaan tersebut Nabi Muhammad melakukan dakwah pertamnya yaitu dilakukan di Mekah dan dilakukan secara sembunyi sembunyi, pada awalnya jumlah orang yang memeluk islam sangat sedikit. Namun semakin lama semakin banyak yang memeluk islam. Dan semenjak itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar berdakwah secara terang terangan
Dan juga pendidikan Islam sebenarnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan dakwahnya Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad s.a.w. Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus-menerus pascagenerasi Nabi Muhammad saw, sehingga dalam perjalanan selanjutnya pendidikan Islam terus mengalami perubahan baik itu dari segi kurikulum. Untuk menjadikan pendidikan yang berarti, harus menyediakan kurikulum pendidikan yang baik tentunya kepada peserta didik.
Pemikiran pendidikan modern lebih memprioritaskan terhadap guru yang menjadi subjek pendidikan, bukan terhadap murid. Sebagai faktor penentu untuk menilai tingkat keberhasilan pendidikan Islam adalah berada di tangan guru. Sebagai konsekuensinya, konsep pendidikan Islam modern lebih banyak memperhatikan guru.
Kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Setiap pendidik harus memahami perkembangan kurikulum. Dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu anak didik dalam mengembangkan potensinya, berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial, keagamaan, dan sebagainya.
Kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu acuan dalam proses pendidikan sehingga setiap proses pendidikan yang diselenggarakan akan lebih terarah dan tepat sasaran. Dengan demikian kurikulum pendidikan Islam merupakan suatu alat untuk pengembangan sumber daya manusia.
Jika dilihat dari aplikasinya, maka kurikulum pendidikan Islam berfungsi sebagai pedoman yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara sembarangan, namun hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna yang strateginya tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.

Pembahasan

Definisi kurikulum pendidikan 
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dala kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-Khauli (1981) menjelaskan al-Manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan di mana guru dan murid terlibat di dalamnya.
Istilah kurikulum kemudian digunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak. Oleh karena itu, kurikulum merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan islam. Segala hal yang harus diketahui atau diresapi serta dihayati oleh anak didik harus ditetapkan dalam kurikulum itu. Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Jadi, kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan. 
Ciri ciri kurikulum pendidikan islam
Ciri ciri kurikulum pendidikan islam menurut al-Shaibani sebagaimana yang di kutip oleh Anin Nur Hayani, dalam bukunya “kurikulum inovasi”, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikanya, materi pelajaranya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari Al- Qur’an dan hadits
Kurikulum pendidikan islam sangat meperhatikan pengembangan menyeluruh tentang aspek pribadi siswa yaitu dari intelektual, psikologis, sosial, dan spiritualuntuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan pembinaan pada setiap asp0ek tersebut. Untuk para sisiwa harus diajarkan berbagai ilmu pendidikan.
Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan anatara pribadi dan masyarakat, dan akhirat, jasmani, akal, dan rohani manusi. Keseimbangan itu tentunya bersifat relatifkarena tidak dapat diukur secara obyektif.
Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus, seni ukir, pahat, tulis,gambar dan sejenisnya. Selain itu juga memperhatikan pendidikan jenis jasmani, latihan militer, teknik keterampilan, latihan kejuruan, pertukangan dan bahan asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
Kurikulum islam juga memperhatikan perbedaan perbedaan kebudayaan ditengah masyarakat, baik itu kaitanya dengan kebutuhan dan masalah masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan serta menerima perkembangan dan perubahan zaman.
Dalam literatur lain, disebutkan ciri ciri kurikulum pendidikan islam adalah sebagai berikut:
Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode, dan tekniknya yang bercorak agama.
Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
Kurikulum yang disusun selalu di sesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik.
Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila di pandang perlu.  

Kondisi pendidikan islam pada masa Rasulullah
Pada waktu itu islam diturunkan, bangsa Arab dikenal dengan sebutan “Kaum Jahiliyah”. Kaum ini dinamakan kaum Quraisy penduduk Mekkah sebagai bangsawan dikalangan bangsa Arab dan pada waktu itu baru memiliki 17 orang yang pandai menulis dan membaca. Hal ini menjadikan bangsa arab sedikit mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lainya.
Adapun ilmu yang pada waktu itu dikenal yaitu terbagi menjadi tiga bidang ilmu pengetahuan. Pertama, ilmu tentang Nasab (keturunan), sejarah, dan perbandingan agama. Kedua, ilmu Rukyah (mimpi), dalam bidang ini pada masa jahiliyah, Abu Bakar dikenal sebagai pentakbir mimpi, sehingga banyak dikalangan orang Arab yang mendatanginya untuk mengetahui tafsir mimpinya. Ketiga, ilu tentang bertenung. Kaum Arab pada masa jahiliyah dikenal kaum Ummi, karena mereka tidak bisa baca tulis. Mereka hanya mengandalkan kekuatan otak dalam menghafal dan meriwayatkan syair akan tetapi dalam Arab masih terdapat orang yang bisa baca tulis. 
Adapun priode pendidikan dalam masa Rasulullah terdiri menjadi dua yaitu priode Mekkah dan Priode Madinah.
Priode Makkah
Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rosulullah setelah mendapat perintah dari Allah agar beliau menyeru kepada Allah. Langkah pertama Nabi menyampaikan pendidikan islam yaitu kepada istrinya Khadijah yang kemudian diikuti oleh Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Harits yaitu seorang pembantuyang dijadikan anak angkat. Setelah itu Nabi mengajak sahabat sahabat nya akan tetapi Nabi menyebarkan dengan hati hatidan tidak smbarangan.   
Sesudah Nabi mendapat pengikut, beliau menghimpun mereka untuk menerima penjelasan yang diajarkan secara sembunyi sembunyi di rumah Arqam di bukit Shafa. Hal ini penting di lakukan untuk memberi keamanan dan ketenangan kepada kaum muslimin yang sedang mengadakan kegiatan dan pertemuan guna menerima pelajaran langsung di rumah Arqam Rasulullah mengajarkan pokok pokok ajaran islam. Dan membacakan ayat ayat Al Qur’an kepada para sahabat dan pengikut pengikutnya. Pendidikan pertama yang di lakukan Nabi adalah membina pribadi muslim agar menjadi kader kader yang berjiwa kuat dan tangguh dari segala cobaan untuk di persiapkan menjadi masyarakat islam dan mubaligh serta pendidik yang baik.
Setelah nabi melakukan dakwah secara sembunyi sembunyi akhirnya Rasul melakukan dakwah secara terang terangan karena jumlah pengikutnya mulai banyak serta meningkatkan seruan jangkauan seruan dakwah, setelah Nabi melakukan dakwah pendikdikan secara tearng terangan.
Pendidikan islam di Mekah berlangsung sekitar 13 tahun. Dalam buku Muhammad Yunus di katakan bahwa pendidikan islam pada priode Mekkah meliputi:
Pendidikan keagamaan yaitu hendaknya membaca dengan nama Allahsemata dan jangan di persekutukan dengan nama berhala.
Pendidikan akliyah dan ilmiyah yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
Pendidikan akhlak dan budi pekerti yaitu nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar memiliki akhlak yang baik sesuai ajaran tauhid.
Pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu mementingkan keberhasilan pakaian, badan dan tempat kedinasan. 
Priode Madinah 
Pada priode ini terjadi pada tahun kira kira 622-632 M atau 1-11 H. Nabi Muhamm tiba di Madinah melakukan usaha pertamanya adalah membangun masjid. Masjid tersebut diberi nama masjid Quba dijadikan tempat sebagai tempat beribadah dan sebagai melakukan pendidikan, melalui pendidikan ini beliau memberi pengajaran dan pendidikan islam. Selain itu masjid tersebut digunakan untuk bermusyawarah. 
Kurikulum Pendidikan islam pada Rasulullah 
Pada kurikulum pendidikan islam pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa dibatasi dinding kelas. Rasulullah memanfatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajaranya dimana saja seperti rumah, masjid, dijalan, dan tempat tempat lainya. Adapun berikut kurikulum pendidikan islam di zaman Rasulullah di priode mekkah dan madinah. 
Kurikulum pendidikan islam di Mekkah
Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat ayat makiyah sejumlah 93 surat dan petunjuk petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitik beratkan pada keimanan, ibadah dan akhlah.
Kurikulum pendidikan islam di  Madinah.
Upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama tama membangun lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam. Materi pendidikan Islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmani dan pengetahuan kemasyarakatan.
Adapun metode pendidikan islam yang digunakan atau di kembangkan oleh nabi adalah:
Dalam bidang keimanan melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti bukti yang rasional dan ilmiah.
Dalam materi ibadah disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah diikuti masyarakat.
Bidang akhlak yaitu Nabi menitik beratkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Dari metode metode yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW terebut bahwa metode tersebut juga masih dilakukan pada zaman sekarang dan tetap masih bertahan  bahkan di zaman sekarang sudah banyak ilmu pengetahuan yang luas sehingga munculah berbagai metode yang berbeda, dan berkat motode pendidikan atau ilmu yang disampaikan oleh Nabi maka perkembangan ilmu semakin maju.
Kondisi pendidikan islam pada masa modern atau sekarang.
Di zaman modern ( abad ke-19 sampai dengan sekarang ) hubungan Islam dengan dunia Eropa dan Barat terjadi lagi. Pada zaman ini timbul kesadaran dari umat Islam untuk membangun kembali kejayaannya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan peradaban melalui berbagai lembaga pendidikan, pengkajian, dan penelitian. Umat Islam mulai mempelajari berbagai kemajuan yang dicapai oleh Eropa dan Barat, dengan alasan bahwa apa yang dipelajari dari Eropa dan Barat itu sesungguhnya mengambil kembali apa yang dahulu dimiliki umat Islam.`
Model kurikulum Pendidikan Islam modern.
Kurikulum pendidikan islam modern bukan hanya di pahami sebagai subyek subyek ilmu pengetahuan dan kegiatan belajarnya, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa dengan tujuan pendidikan islam.
Kurikulum pendidikan islam saat ini tetap mengikuti prinsip prinsip yang berlaku prinsip tersebut antara lain: pertama suatu kurikulum selain dapat memberikan nilai keilmuan yang murni juga seharusnya dapat tuntutan terhadap anak didik agar ia mampu memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sesuai dengan bakat dan keahlianya. Kedua seharusnya kurikulum pendidikan islam dapat mengintergrasikan ilmu yang berkaitan dengan keduniaan dan ajaran islam. Aplikasi kurikulum pendidikan islam ini dapat kita lihat di pesantren.
Madrasah atau biasa disebut sekolah pada zaman sekarang merupakan bentuk lain yang memposisikan dirinya sebagai lembaga yang khas agama islam, walupun pada zaman Rasulullah tidak ada terdapat Madrasah akan tetapi pendidikan terus dapat berjalan dengan baik, dan Rasul pun mengajarkan pendidikan menggunakan fasilitas yang ada misalnya masjid, tempat umum atau lainya.
Awal mula dari perkembangan pengetahuan pada era modern
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yangdidasarkan  pada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya, karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini. Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 M dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan Barat menyadarkan umat Islam bahwa di Barat, telah menimbulkan peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Rajaraja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untuk meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam.Beberapa tokoh terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
Jamaluddin al-Afghani (Iran 1839 – Turki 1897) Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam yang diberikan oleh Jamaluddin berupa gagasan yang mengilhami kaum muslimin di Turki, Mesir dan India. Ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat, meskipun ia sangat anti imperialisme Eropa. Islam menurutnya adalah sebuah keyakinan transendensi Tuhan dan akal. Ijtihad adalah hal yang diperlukan, dan tugas manusia adalah melakukan prinsip-prinsip al-Quran dalam cara yang baru untuk mengatasi masalah-masalah di zaman mereka. Jika masyarakat  tidak melakukan hal itu akan terjadi kemandegan atau meniru-meniru saja. Peniruan merugikan masyarakat, menurutnya: jika kaum muslimin mengikuti orang Eropa, mereka tidak akan menjadi orang Eropa, karena tingkah laku dan prinsip-prinsip tertentu pada umumnya dapat dipahami oleh orang Eropa itu sendiri.
Muhammad Abduh (Mesir 1849 – 1905) dan Muhammad Rasyid Rida (Suriah 1865 –1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat
terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al-Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al-Urwah Al-Wustha yang diterbitkan di Paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973) 
Beliau adalah seorang sejarawan dan filusuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadobsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktisnya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangan dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al- Qardawi
al-Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan teknologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al Qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin.Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, di kalangan pemikir yang mempelajri sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti tidak cukup memuaskan mereka.
Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
Beliau adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti hal nya al- Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi berbeda dengan al- Afgani, ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebasan itu itu antara lain meliputi penjelasan mengenal suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di Barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayyul dan cengkraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semanat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan meleyapkan unsur yang tidak ilmiyah dari pemahamnan terhadap al-quran. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran al-Quran. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiyah dalam tafsir al-quran.
Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
generasi awal abad ke-20 yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul “The Reconstruction of Religion Thought in Islam (Pembangunan kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah reconstruction,ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengam perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20.

Bidang bidang pendidikan pada saat masa Rasulullah yang masih berkembang pada masa sekarang.
Bidang Arsitek 
Pada zaman sekarang pendidikan di bidang arsitek sangat mendominasi walaupun pada zaman Nabi tidak ada pendidikan bidang tersebut karna perkembangan sudah maju maka pendidikan mulai berkembang dan mulai muncul berbagai macam lmu pendidikan diantaranya di negara Arab Saudi mengalami perkembangan yang pesat. Pembangunan-pembagunan fisik sangat dahsyat dari pembangunan jalan raya, jalan kereta, pelabuhan sampai Maskapai penerbangan Internasional, perhotelan, peribadatan seperti Masjidil Haram yang ditengah masjid terdapat Kakbah dan baitul Atiq, Hajar Aswad, Hijr Ismail, Makam Ibrahim dan sumur Zam-Zam yang letaknya berdekatan dengan Kakbah. Bangunan Masjidil Haram sangat luas, sangat indah dan megah. Masjid Nabawi yaitu Masjid yang indah dan megah pula serta ber AC. Di Iran terdapat bangunan yang indah yaitu berupa bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu Istana Niavarand, pekuburan Behesyti Zahra dan menjadikan bidang ini sangat maju dan muli dkenal.
Bidang Sastra
Pada masa Nabi bidang sastra pun sudah ada, bakan dahulu banyak terdapat penyair peyair dan satrawan ,dan dizaman ini pun pendidikan bidang satra masih tetap terjaga dan ilmu sastra semakin berkemban. Adapun mulai muncul bebagai nama-nama sastrawan yang Islami di berbagai Negara seperti sastrawan dan pemikir ulung yang lahir di Pakistan tahun 1877 dan wafat tahun 1938 bernama Muhammad Iqbal, Mustafa Lutfi Al Manfaluti tahun 1876-1926 yaitu sastrawan dan ulama al Azhar Mesir, Muhammad Husain Haekal tahun 1888-1956 ia adalah seorang pengarang Mesir yang menulis Hayatu Muhammad, Jamil Sidi Az Zahawi tahun 1863-1936 di Irak daln lain-lain.
Bidang kaligrafi 
Di juga sangat mendominasi bahkan dahulu ilmu bidang kaligrafi sangat di butuhkan dan di abad modern juga pendidikan kaligrafi semakin  berkembang karena biasanya digunakan sebagai hiasan di masjid,hiasan di rumah, perabotan rumah tangga dan lain- lain dengan media seperti kertas, kayu, kain, kulit, keramik dan lain-lain.
Faktor keberhasilan yang harus dilakukan di masa modern agar pendidikan mencapai kesukseksan seperti di zaman Rasulullah. 
Dalam beberapa hadits rasulullah tentang pendidikan sangat menarik untuk di cermati bahwa dalam kondisi sebelum islam yang penuh dengan serangan musuh, dan sarana dan prasarana seadanya, namun semangat belajar mengajar para sahabat yang luar biasa. Dari analisis terhadap hadis, sebab wurud dan sosio historis yang ada pada saat itu, diketahui bahwa ada distingsi yang sangat jelas pada sasaran khitab. Agaknya, saat ini sasaran khitatab sering dipertukartempatkan. Sehingga mempengaruhi kinerja pendidik, peserta didik dan yang bertanggung jawab dalam pendidikan (pemerintah). Hal ini dibuktikan dalam penjelasan berikut: Bagi pesrta didik, belajar mencari ilmu bukan hanya kebutuhan tetapi kewajiban. Rasul dalm satu riwayat secara eksplisit menyatakan bahwa menuntu ilmu merupakan kewajiban bagi semua muslim. Pendidikan bukan untuk mendapatkan gelar, tetapi untuk mendapatkan pengetahuan, gelar akan melekat baginya. Dalam menuntut ilmu ada beberapa tips yang diberikan Rasulullah agar peserta didik mendapatkan ilmu dan berhasil dalam pendidikanya
Dalam pembelajaran, peserta didik diberikan pemahaman dan di tumbuhkan kesadaran bahwa belajar merupakan sarana untuk memperoleh ilmu. Rasulullah pun dalam hadisnya memberikan motivasi kepada peserta didik agar memiliki ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu unutk kepentingan pengembagan ajaran islam. Ada beberapa cara yang digunakan Rasul dalam menumbuhkan semangat menuntut ilmu dengan motivasi. Ada dua metode yang dipakai Rasul untuk ini, pertama dengan metode targhib (hadiah dari Allah), kedua dengan metode tarhib (ancaman). Rasul memberikan jaminan bahwa orang yang menuntut ilmu berdekatan dengan di surga. Ada dua faktor utama yang memberikan keberhasilan dalam menuntut ilmu dalam sabda Rasulullah yang pertama belajar untuk mendapatkan ilmu bukan untuk mencari nilai, kedua ilmu yang diperoleh untuk hal yang bermanfaat bukan untuk merusak.
Kesimpulan 
Islam memandang bahwa segala fenomena alam ini adalah hasil ciptaan Allah dan sekaligus tunduk kepada hukum hukum Nya, oleh karena itu manusia harus di didik agar mampu menghayati dan mengamalkan nilai nilai dalam hukum Allah tersebut. Tanpa nilai moral agama, kehidupannya akan menyimpang dari fitrah Allah yang mengandung nilai islam yaitu doktrin islam itu sendiri yang harus dijadikan dasar dari proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Jadi dengan demikian pola dasar yang membentuk dan mewarnai sistem pendidikan islam adalah pemikiran konseptual yang berorientasi nilai nilai kemanusiaan, serta nilai nilai moral (akhlak) yang secara terpadu membentuk dan mewarnai tujuan pendidikan Islam.
Dengan demikian kepribadian yang pantas untuk dijadikan teladan dan penerapan metode belajar yang memadai, Rasulullah mampu menciptakan generasi dan lingkungan yang bernuansa penuh keilmuan, akhlak yang mulia, dan berislami. Sehingga tercipta tujuan pendidikan yang dapat berpengaruh positif pada lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Muhaimin.2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hamdani Ihsan.2001. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Setia. 2001
Mujib Abdul, Jusuf Muzakir.2010  Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Perdana. Musrifah Sunanto.2003. Sejarah Islam Klasik,Cet. 1, Bogor: Kencana, 2003.
Syukur Fatah. 2015. Sejarah Pendidikan Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Asrahah Hanun.1999.  Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.
Kodir Abdul. 2015.  Sejarah Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.


Jurnal:
Nimas Umi Kulsum, Jurnal Perkembangan Pemikiran Peradaban Islam Pada Abad Modern  (UIN Raden Fatah Palembang)

Internet:
Diakses 23  Maret 2018 jam 13.32.  http://www.anekamakalah.com 
Diakses tanggal 23 Maret 2018. Jam 15.46.  http://sosioakademika.blogspot.com
Di akses 25 Maret 2018 jam  12.58. http://enizar-stain.blogspot.com

Artikel Sejarah Pendidikan Agama Islam "Rekam Jejak Perkembangan Pendidikan Islam di Bumi Nusantara Era Orde Baru"

REKAM JEJAK PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI BUMI NUSANTARA ERA ORDE BARU

Muhammad Hafidzudin
2117275, Pendidikan Agama Islam
IAIN Pekalongan

Abstrak

Karya inimembahas tentang perkembangan pendidikan Islam era orde baru, dengan maksud untuk memdeskripsikan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejak era orde baru. Permasalahan pokoknya adalah bagaimana perkembangan pendidikan Islam di bumi nusantara.Data_diperoleh_denganmelakukan pengkajian mendalam dari literatur yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan Islam, lalu dianalisis secara induktif dan deduktif. Mencermati bagaimana perkembangan pendidikan Islam tentu sangatlah berbeda dari masa sebelum merdeka, masa awal kemerdekaan Indonesia, dan masa Orde Lama. Sejarah pendidikan Islam di Indonesia, boleh dikata sangat tuanya dengan pertumbuhan dan perkembangan di bumi nusantara ini. Kalau di runtut belakang, memang sejak 1966 terjadi perubahan besar yang menyangkut kehidupan sosial agama dan politik. Pada Orde Baru tekad yang di emban, yakni kembali pada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan konsekuen sehingga pendidikan agama memperoleh tempat yang kuat dalam struktur pemerintahan.

Kata Kunci: Perkembangan, Pendidikan Islam, Orde baru

PENDAHULUAN

 Bila kita melihat dari pengertian pendidikan dari segi bahasanya, berasal dari kata “ Tarbiyah “, dengan kata kerja “ rabba “. Kata pengajaran dalam bahasa arabnya “ ta’lim “ dengan kata kerja “ allama “. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “ Tarbiyah wa Ta’lim “, sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa arabnya adalah “ Tarbiyah Islamiyah. “
Pendidikan adalah bagian yang bersifat sosial kemasyarakatan. Sistem dan tujuan pendidikan bagi suatu bangsa tidak dapat diimpor atau diekspor dari suatu negara atau masyarakat. Pendidikan harus timbul dalam masyarakat dalam bentuk dan ukuran pemakaiannya berdasarkan identitas, pandangan hidup, serta nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat maupun negara.Pendidikan islam di Indonesia dapat di deinisikan sebagai upaya memberikan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran-ajaran islam kepada masyarakat Islam di Indonesia melalui berbagai lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia yang telah berlangsung kurang lebih empat belas abad ini, ada pula lembaga-lembaga pendidikan islam yang dimasa lalu mencatat kemajuan dan kejayaan namun pada perkembangan selanjutnya di masa sekarang, sudah tidak terdengar lagi dan ditinggalkan masyarakat.
  Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi pendidikan tidak jelas, yang menjadi korban adalah para generasi muda. Oleh karena itu, visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem pendidikan dengan sasaran jelas, dan tanggap terhadap masalah-masalah bangsa.Perubahan dalam subsistem pendidikan merupakan suatu hal yang wajar, karena kepedulian untuk menyesuaikan perkembangan   zaman. Dengan lahirnya  Orde Baru dan tumpasnya pemberontakan PKI, maka mulailah suatu era baru dalam usaha menempatkan pendidikan untuk menegakkan kembali cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Banyak usaha-usaha yang memerlukan kerja keras dalam rangka untuk mewujudkan suatu sistem pendidikan yang sesuai dengan tekad orde baru. Namun, pada masa Orde Baru pendidikan belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya, maka pada masa beikutnya, yaitu masa reformasi masih diperlukan pembenahan, baik dalam bidang kurikulum, dimana kurikulum harus ditinjau paling sedikit lima tahun.
  Sejarah pendidikan Islam di masa Orde Baru merupakan pergantian dari Orde Lama.Kalau kita mau mengamati secara mendalam akan perkembangan Islam di Indonesia maka kita harus mengamati mulai dari islam masuk, pemyebaran, perkembangan, dan kondisi sekarang. Sebab, peristiwa sejarah merupakan problematika dimensi waktu lampau, sekarang dan di masa yang akan datang. Namun, dalam artikel ini penulis hanya membatasi pembahasan artikel pada perkembangan pendidikan Islam masa Orde Baru.

PEMBAHASAN

   Pendidikan Islam Masa Orde Baru Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat, merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis.Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim baik. 
Pemerintah memandang bahwasannya agama itu mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting dan strategis. Di mana peran utama dari agama itu sendiri adalah sebagai landasan spiritual, moral dan etika. Selain itu, dalam pembangunan nasional agama juga berpengaruh pada pembersihan jiwa manusia dan kemakmuran rakyat. Agama sebagai sistem nilai seharusmnya di pahami dan di amalkan oleh setiap pribadi individu, warga dan masyarakat sehingga dapat menjiwai kehidupan bangsa dan negara.
Kalau di runtut ke belakang, memang sejak tahun 1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa ini, baik menyangkut kehidupan sosial agama maupun politik. Pada Orde Baru tekad yang diemban, yakni kembali pada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni, konsekuen, yang pada akhirnya pendidikan agama menempati tempat yang kuat dalam stuktur pemerintahan. Walaupun pendidikan agama mendapat porsi yang bagus sejak proklamasi kemerdekaan sampai Orde Baru berakar, namun hal itu hanya sebagai kiasan belaka. Menurut Abdurrahman Mas’ud , PhD. Undang-undang pendidikan pada zaman dahulu sampai sekarang masih terdapat dikotomi pendidikan. Kalau dicermati bahwa undang-undang pendidikan masih membeda-bedakan antara pendidikan, umum dan agama. Padahal, ilmu agama dan umum justru menciptakan kebersamaan dan kehidupan yang harmonis, serasi dan seimbang.
Pro. Ludjito menyebutkan permasalahan yang terjadi dalam pendidikan agama Islam walaupun dari sistem pendidikan nasional cukup kuat, namun dalam pelaksaannya masih jauh dari yang di harapkan. Adapun faktor-faktor yang memengaruhinya, yakni :
Kurangnya jumlah pelajaran agama di sekolah
Metodologi pendidikan agama kurang tepat karena lebih menitikberatkan  faktor kognitif daripada faktor afektif
Adanya dikotomi pendidikan, meterogenitas pengetahuan dan penghayatan peserta didik
Perhatian dan kepedulian pemimpin sekolah dan guru terhadap pendidikan agama kurang 
Kemampuan guru agama untuk menghubungkan dengan kehidupan kurang
Kurangnya penanaman nilai-nilai, tata krama dalam pendidkan agama Islam
Seandainya dari enam aspek tersebut dapat di tangani, maka pastilah pendidikan agama diperhatikan masyarakat.
Pada masa Orde Baru pendidikan Islam belum sepenuhnya mendapat perhatian di masa awal enam belas tahun masa pemerintahan, karena fokus pada bidang ekonomi, stabilitas keamanan serta disebabkan oleh adanya ketegangan antara tokoh-tokoh politik umat Islam yang bercorak Islam politik. Kritik hubungan umat Islam dengan pemerintah semakin baik pada enam belas tahun terakhir masa pemerintahan Orde Baru lahirlah kebijakan negara tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendididkan Islam sebagai sub sistem dalam sistem pendidikan nasional.
Orde baru berlangsung dari tahun 1968 sampai 1998, yang biasa di sebut dengan era pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signiikan dengan adanya instruksi Presiden (inpres) pendidikan dasar. Namun, yang disayangkan adalah pengaplikasian inpres ini hanya berlangsung dari segi kuantitas tanpa di imbangi perkembangan kualitas Pelaksanaan pendidikan pada masa orde baru ternyata banyak kendal-kendalnya, dikarenakan pendidikan orde baru mengusung ideologi “ keseragaman “ sehingga mengedepankan kemajuan dalam bidang pendidikan.Pemerintah orde baru yang dipimpin oleh Soeharto mengedepankan motto “ membangun manusia Indonesia seutuhnya dan Masyarakat Indonesia “. Perkembangan pendidikan islam masa orde baru setahap demi setahap mengalami perkembangan yang cukup signiikan. Di antaranya lembaga-lembaga pesantren mulai di dirikan dan madrasah. Dalam sistem ini jenjang pendidikan terbagi menjadi Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah. Sistem madrasah ini mendorong perkembangan pesantren sehingga jumlahnya meningkat pesat. Pada tahun 1958/1959, lahir madrasah wajib belajar yang memiliki hak dan kewajiban seperti sekoalah negeri. Selanjutnya, di tahun 1965, berdasarkan rumusan Seminar Pondok Pesantren di Yogyakarta disepakati di pomdok pesantren perlu dimasukin pelajaran ketrampilan, seperti pertanian dan pertukangan.  Pada masa orde baru, pemerintah melakukan pembinaan terhadap pesantren melalui Proyek Pembangunan Lima Thun ( Pelita). Dana pembinaan pesantren diperoleh dari pemerintah terkait,dari pemerintah pusat hingga daerah. Tahun 1975, muncul gagasan untuk mengembangkan pondok pesantren dengan model baru. Lahirlah Pondok Pesantren  Pembangunan, Pondok Modern, Pondok Karya Pembangunan, dan Islamic Centre. Kemudian, bdari sekian pondok tersebut mendirikan sekolah umum yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahkan, pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri No. 03 Tahun 1975, menetapkan mata pelajaran umum sekurang-kurangnya sebanyak 70 % dari seluruh kurikulum madrasah. Selain itu, banyak juga madrasah yang mendirikan perguruan tinggi seperti Pesantren Al-Syafi’iyyah dan Pesantren Al-Tahiriyah.
Perkembangan pendidikan islam di Indonesia pada masa Orde Baru ditandai dengan selesainya bangsa Indonesia dalam menumpas G30 S/PKI (1965-1966). Sejak saat itu pula pemerintah Indonesiasemakin menunjukkan perhatiannya terhadap pendidikan agama, sebab hal itu di dasari dengan bermentalkan agama yang kuatlah bangsa Indonesia akan terhindar dari paham komunisme.Untuk merealisasikan cita-cita tersebut , sidang umum MPRS tahun1966 berhasil menetapkan TAP. MPRS No. XXVI/MPRS/1966 yang membahas tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan pasal 1 menjelaskan “ Menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas-universitas negeri.” Dengan demikian, sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi materi pelajaran wajib dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tingg Umum Negeri di seluruh indonesia. TAP  MPR inilah yang menjadi landasan pertama kali bagi penyelenggaran pendidikan dan pengajaran agama di seluruh sekolah di Indonesia pada zaman Orde Baru.
Setelah pemilu 1973, secara politik pemerindah Orde Baru mengonsolidasi agenda-agenda pembangunan pendidikan melalui Tap MPR- RI No. IV/MPR/1973 yang berbunyi:
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara, Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan untuk membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan , dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab , dapat menyuburkan sikap demokrasi dan tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
 Madrasah pada Masa Orde Baru
Madrasah terus mengalami perubahan merangkak dari waktu ke waktu sampai pada masa orde baru. Orde Baru yang ditandai dengan runtuhnya rezim Soekarno dan berkuasanya rezim soeharto setidaknya dimulai pada tahun 1967-an. Pada waktu itu terminologi modrnisasi madrasah mulai nampak menguat dengan dilancarkannya manuver-manuver politik pendidikan oleh Pemerintah Orde Baru.
Manuver tersebut diantaranya dengan jalan ormalisasi yaitu usaha penegerian madrasah atau lewat jalur strukturisasi yaitu penjenjangan madrasah dengan mengacu pada aturan Departemen Pendidikan Nasional. Kedua jalur tersebut memang sangat kontroversial,. Namun  demikian, kepedulian umat islam terhadap keberadaan pendidikan islam tidak hilang. Hal ini terbukti dengan keinginan kuat umat islam untuk mempertahankan pendidikan agama berada di bawah naungan Departemen Agama.
Momentum modernisasi madrasah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru setelah satu periode kekuasaannya. Pada tahun 1975 dikeluarkan SKB tiga menteri yaitu Menteri Agama, Menteri dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Surat tersebut berisi diantaranya adalah nereulasi madrasah secara intregal-komprehensif. Bermula dari SKB ini maka pada tahun berikutnya bermunculan madrasah-madrasah di Indonesia.
SKB tersebut pada satu sisi merupakan momentum bersejarah pengakuan pendidikan agama oleh pemerintah sebagai sub-sistem dari sistem pendidikan nasional, namun pada sisi lain menyisakan permasalahan tersendiri. Porsi kurikulum dengan 30  agama dan 70 % umum sebagai upaya mengejar ketertinggalan madrasah dengan sekolah umum lainnya, justru menjadikan mutu dan kualitas madrasah setengah-setengah. Dalam hal ini agama ternyata lulusan madrasah lemah basic competence-nya demikian juga lemah dalam penguasaan ilmu umum.
Sementara itu seiring dengan diberlakukannya Undang-Undamng sistem pendidikan Naional ntahun 1989 yang diikuti dengan pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1989 tentang pendidikan dasar dan menengah, madrasah mengalami kemajuan dengan pengakuan secara legal. Dalam undang-undang ini, madrasah di deinisikan sebagai sekolah umum yang berciri khas Islam. Program yang dikembangkan dalam periode ini adalah pemberian mata pelajaran yang sama persis dengan sekolah umum sebagai konsekuensi dari pengertian madrasah tersebut.
Sementara itu surat keputusan Menteri Agama RI Nomor 371/1993 tentang Madrasah Aliyah Keagamaan merupakan penyederhanaan dari MAPK, sehingga program keagaam menjadi salah satu jurusan di Madrasah Aliyah ini.
Pada tahun yang sama, Departemen Agama bekerjasama dengan Asia Development Bank (ADB) melalui Basic Education Project (BEP) mendirikan madrasah tsanawiyah model yang berjumlah 54 Madrasah, tersebar di seluruh Indonesia. Modelling ini kemudian dikembangkan lagi tidak hanya pada madrasah tsanawiyah , akan tetapi juga pada madrasah ibtidaiyah model berjumlah 44 madrasah, madrasah tsanawiyah berjumlah 69 dan madrasah aliyah berjumlah 35 madrasah di seluruh wilayah Indonesia.
Pendidikan dan pengajaran agama Islam dalam bentuk pengajian mengalami perkembangan perubahan, Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam berfungsi menghubungkan sistem lama dengan sistem baru dengan jalan mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik yang dapat dipertahankan dan mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu teknologi dan ekonomi bermanfaaat bagi kehidupan umat islam.Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pertumbuhan Madrasah di Indonesia , yakni adanya gerakan pembaruan Islam di Indonesia yang di ungkapkan oleh Karel A. Steenbrink, yang merupakan respon dari kebijakan Pendidikan Islam terhadap kebijakan Pendidikan Hindia Belanda yang pada akhirnya timbulah beberapa madrasah seperti Madrasah Muhammadiyah, Madrasah Salafiyah, dan beberapa madrasah lainnya.
Di awal pemerintahan Orde Baru, ketika pasca pemberontakan PKI tahun 1965, pemerintah Indonesia sudah menaruh perhatian terhadap lembaga pendidikan islam. Untuk upaya meningkatkan mutu madrasah, pemerintah melalui Kementerian Agama pada tahun 1967 mengeluarkan kebijakan untuk menegerikan sejumlah madrasah dalam semua tingkatan mulai dari Ibtidaiyah sampai Aliyah, sehingga seiring berjalan waktu dapat menegerikan 123 madrasah Ibtidaiyah, total yang sudah berstatus negeri 358. Selain itu, juga Madrasah Tsanawiyah Negeri sebanyak 182 dan Madrasah Aliyah Negeri sebanyak 42. Dengan pemberian status negeri berarti pemerintah bersama masyarakat , baik dalam pengkontrolan dan pengaturan akan lebih afektif.
Seiring dengan perkembangan pendidikan Islam maka terdapat beberapa hal yang mengalami pembaruan/perubahan,yakni :
Pembaruan di Bidang fara’
Beberapa pembaruan pada bidang yang dilakukan sejumlah pesantren  dengan perubahan kurikulum dan aktifitas pesantren. Untuk mengisi kekurangan di bidang penguasaan kitab kuning sebagai sylabus, seperti halnya yang telah dilakukan pondok pesantren di Jakarta.
 Faktor Pengaruh Dominan Terhadap Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Faktor Internal : Kondisi Obyekti Pesantren dan Peran Kyai
Yang dimaksud dengan aktor internal di sini adalah faktor-faktor  yang berkaitan dengan lembaga pendidikan Islam itu sendiri dan elemen-elemennya. Elemen-elemen di sini mencakup keseluruhan sistem lembaga pendidikan islam baik dari segi metode belajar mengajar, kurikulum maupun institusi penjenjangannya. Dengan kata lain, ia merupakan kondisi objektif dalam lembaga pendidikan islam, yang dalam konteks pesantren termasuk elemen kyai yang banyak berpengaruh terhadap perubahan sistem berikutnya. Secara intern, lembaga pendidikan Islam model pesantren memang merupakan model pendidikan awal berdirimya, tidak memiliki seperangkat intra-stuktur yang tertata secara baik dan rapi. Pendidikan di pesantren pada awalnya tidak mengenal kurikulum, metode belajar modern selain bandongan dan sorogan, dan sistem penjenjengan kelas. Demikian pula dengan, sarana-sarana kelengkapan lainnya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama.
Kyai dalam pesantren menjadi faktor internal yang paling signifikan dalam menentukan arah perubahan pesantren, yaitu dengan mempertahankan nilai-nilai yang ada. Sistem pesantren yang tanpa mengalami perubahan sama sekali yang dikenal dengan model pesantren salaf dan sistem pesantren khola yang melakukan adapsi sintesis dan konvergensi merupakan aktor yang  dipengaruhi oleh kyai.
Semangat Pembaharuan dan Puritanisme
Faktor internal lain yang menjadi pendorong utama terjadinya pencerahan pendidikan di Indonesia awal abad ke-20 adalah semangat kebangkitan dan pembaruan Islam.Kelompok modernis yang terdiri dari para tokoh organisasi  massa, sosial, politik, dan sosial ekonomi pada umumnya menyerukan pemurnian ajaran Islam dengan slogan “ Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah “. Di sisi lain mereka juga melakuakn pembaruan pendidikan Islam.
Faktor Eksternal : Kondisi Sosial Politik
Faktor ini merupakan faktor luar yang paling dominan dalam memberikan pengaruh dan kontribusi positif terhadap dinamika perkembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini ada dua kategori yang menjadi faktor dominan, yakni faktor sosial politik dan sosial budaya.Ini erat kaitannya dengan kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan yang tengah menghadapi kekacauan politik. Pesantren dan kyai sebagai bagian dari elemen masyarakat, ikut terkait di dalamya. 
 Kondisi sosial-kultural
Faktor ini lebih berhubungan dengan sistem dan model pendidikan luar dianggap kondusi dan signifikan terhadap lembaga pendidikan Islam. Ada dua model yang berpengaruh di sini; model pendidikan ala Barat termasuk kolonial dan model pendidikan Timur Tengah ala Mekah dan Mesir. Model pendidikan ala Barat, seperti di terapkan pemerintah kolonial-Belanda untuk sebagian warga elite pribumi, memiliki banyak banyak keunggulan terutama dalam pengayaan kurikulum, permberian materi pengetahuan lain yang telah lebih dominan dan sistem penjenjangan kelas, yang selama ini tidak banyak di lakuakn oleh pendidikan Islam di pesantren. Sedangkan model pendidikan ala Timur Tengah tampak berpengaruh dalam ormat pendidikan dan penamaanya, serta dalam materi-materi yang didominasin oleh ilmu pengetahuan keagamaan. 
Kebijakan Pendidikan Islam pada Masa Orde Baru
Zaman pemerintahan Orde Baru, pendidikan di warnai oleh politik yang bersifat sentralistrik, dengan titik tekan pada pembangunan ekonomi yang ditopang oleh stabilitas politik dan keamanan yang didukung oleh kekuatan birokrasi pemerintah, angkatan bersenjata, dan koglemerat. Dengan poltik yang bersifat sentralistik ini, seluruh masyarakat harus menunjukkan monoloyalitas yang tinggi, baik secara ideologis, politis, birokrasi, maupun hal-hal yang bersifat teknis.
Dari segi ideologi, pendidikan cukup mendapat tempat dari pendiri bangsa. Terbukti dengan dimasukkannya pendidikan sebagai salah satu prioritas utama dalam Pembukaan UUD 1945, yang notebene tidak dapat di ubah dan dianggap sebagai landasan perjuangan bangsa yang sakral. Sebelum pemerintah Presiden Soeharto, Masalah pendidikan nasional telah memperoleh cukup banyak perhatian dari elite politik yang ada. Jika kita melihat sejarah , proklamator Bung Hatta merupakan salah satu tokoh gencar menyuarakan pentingnya pendidikan nasional bagi kemajuan bangsa sejak zaman kolonialisme. Yang lebih menyedihkan dari dari kebijakan pemerin tahan Orde Baru terhadap pendidikan adalah sistem doktrinisasi, yaitu sebuah sistem yang memaksakan paham-paham pemerintahan Orde Baru agar mengakar pada benak anak-anak. Bahkan dari sejak Sekolah Dasar sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi diwajibkan untuk mengikuti pentaran P4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ) yang berisi tentang hapalan butir-butir pancasila.Pada masa Orde Baru pendidikan di arahkan pada pengembangan militerisme yang militan sesuai dengan tuntuntan kehidupan suasana perang dingin. Semua serba kaku dan berjalan dalam sistem yang otoriter.  
Pendidikan merupakan pilar utama berdirinya sebuah bangsa. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha guna merancang masa depan umat manusia sebagai generasi yang memajukan sebuah bangsa. Demikian juga konsep pendidikan yang diterapkan di Indonesia yang tidak pernah lepas dari unsur politik dan kebijakan pemerintah. Semangat zaman Orde Baru adalah semangat melawan dan membebaskan. Semangat ini tumbuh dengan kuat , akan tetapi semangat ini diperlemah secara sistematis dan akhirnya lumpuh sama sekali. Semangat zaman yang ada dalam masa Orde Baru ialah semangat “ mengabdi  penguasa “. Baru setelah muncul suatu “ generasi baru “, yaitu kelompok nmahasiswa yang tidak lagi mau menerima pandangan-pandangan rezim Orde Baru ini dengan memelopori suatu sikap politik yang merupakan ulangan dari sikap perintis kemerdekaan, yaitu menentang segenap kesewenangan-wenangan dan ketidakadilan.
Kebijakan pemerintah tentang pendidikan agama juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan politik. Terjadi ketengangan antara PKI dan tentara di masa akhir kekuasaan Soekarno, kelompok-kelompok agama memutuskan untuk beraliansi dengan tentara. Sejak tahun 1961 sampai akhir kekuasaan Soekarno, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di pegang dua orang menteri . Menteri Pendidikan Dasar di pegang oleh Prijono, sedangkan Menteri Pendidikan Tinggi dipeganag oleh Syarief Tajeb, seorang tokoh militer. Dengan dukungan kelompok agama, pada akhirnya Syarief Tajeb dapat mewajibkan pendidikan agama di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, meskipun UU Pendidikan 1950 tidak mewajibkan Pendidikan Agama.
Kudeta berdarah 30 September 1965 yang gagal telah mengubah arah politik bangsa Indonesia. Dalam perlawanan terhadap PKI yang dilakukan setelah kudeta, kaum muslim dan kristen bekerjasama bahu-membahu dengan tentara. Pada sidang MPRS tahun 1966 diputuskan bahwa pendidikan agama wajib dilaksanakan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Tetapi konversi besar yang terjadi itu disamping menggembirakan bagi sebagian tokoh agama, juga telah menjadi pemicu bagi timbulnya ketegangan dan konflik antara tokoh-tokoh Islam dan Kristen.
Banyaknya orang yang masuk kristen (meski yang masuk Islam dan agama lain muga banyak) kemudian dibesar-besarkan oleh media Barat atau misionaris asing, membuat kalangan Muslim ketakutan dan terancam. Inilah pangkal dari wacana ancaman Kristenisasi dikalangan Islam yang berujung pada tuntutan untuk membatasi penyiaran agama hanya pada orang yang beragama saja dan agar pembangunan tempat ibadah mendapat persetujuan penduduk setempat.
Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru
Upaya dalam pengaturan dan pembaruan kurikulum madrasah dikembangkan dengan menyusun kurikulum sesuai dengan konsensus yang ditetapkan. Khusus untuk MA, waktu untuk setiap mata pelajaran berlangsung 45 menit dan memakai semester. Sementara itu, jenis program pendidikan dalam kurikulum madrasah terdiri dari program inti dan program pilihan. Pengembangan kedua program kurikulum ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : pendidikan agama, terdiri atas; Al- Quran Hadits, Fikih, Ski, dan Bahasa Arab. Sedangkan pendidikan umum; PMP, PSPB, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pengetahuan Sains, Olahraga dan Kesehatan, Metemataika, Pendidikan Seni, Pendidikan Keterampilan, Bahasa Inggris (MTS dan Ma), Geografi, Biologi, Fisika dan Kimia (MA).
Sebagai esensi dari pembakuan kurikulum di sekolah umum dan madrsah ini memuat antara lain :
Kurikulum sekolah dan madrasah terdiri atas program inti dan program pilihan.
Program inti dalam rangka memenuhi tujuan pendidikan sekolah umum dan madrasah, dan program inti di sekolah umum dan madrasah secara kualitatif sama.
Program khusus diadakan untuk memberikan bekal kemampuan siswa yang akan melanjutkan perguruam tinggi.
Pengaturan pelaksanaan kurikulum sekolah umum dan madrasah mengenai sistem sistem kredit semester, bimbingan karir, ketuntasan belajar.
Hal-hal yang berhubungan dengan tenaga guru dan sarana pendidikan dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kurikulum akan diatur oleh kedua depatemen yang bersangkutan.
Di antara rumusan kurikulum 1984 memuat hal strategis sebagai berikut :
Program kegiatan kurikulum madrasah (MI, MTS, dan MA), tahun 1984 dilakukan melalui kegiatan interkurikuler, kokuler, dan ektrakurikuler , baik dalam program inti maupun program pilihan.
Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan memerhatikan keserasian antara cara seseorang belajar dengan apa yang dipelajarinya.
Penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh untuk peningkatan proses hasil belajar serta pengelolaan program.
Secara formal, madrasah sudah menjadi sekolah umum yang menjadikan agama sebagai ciri khas kelembagaannya. Di satu pihak materi pengetahuan umum bagi madrasah secara kuantitas dan kualitas mengalami peningkatan, tetapi di pihak lain penguasaan murid terhdap pengetahuan agama memnjadi serba tanggung. Menyadari kondisi seperti itu, muncullah keinginan [emerintah untuk mendIrikan MA yang bersifat khusu yang kemudian dikenal dengan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK).
Awal dari Orde Baru pun bergulir di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto, nama Orde Baru diciptakan demi membedakan dengan Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Perbedaan rezim itu bukan saja secara harfiah atau perbedaan sang pemimpin orde, tetapi juga berimplikasi kepada pergeseran secara fundamental misi dari pemerintah serta metode yang tepat untuk mencari misi tersebut. Diawali dari pengertian sejumlah madrasah oleh pemerintah RI pada masa Orde bsru yaitu tahun 1967, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, selangkah telah terlihat kebijakan pemerintah yang berkontribusi positif terhadap pendidikan Islam kemudian disusul dengan munculnya SKB 3 menteri tahun 1975 tentang peningkatan mutu madrasah dengan diakuinya ijazah madrasah memiliki nilai yang sama dengan ijazah nilai sekolah umum. Secara formal madrasah sudah menjadi sekolah umum yang menjadikan agama sebagai ciri khas kelembagaannya. Kehidupan beragama dan pendidikan agama khususnya makin memperoleh tempat yang kokoh dalam stuktur organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya. Dalam sidang-sidang MPR yang menyusun GBHN pada tahun 1973-1978 dan 1983 selalu ditegaskan bahwa pendidikan agama menjadi mata pelajaran wajib di sekolah- sekolah negeri dalam semua tingkat pendidikan. Bahwa bangsa dan pemerintahan  bercita-cita menuju kepada apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia  dan masyarakat Indonesia seutuhnya. Hal ini berarti adanya keserasian, keseimbangan, dan keselarasan antara pembangunan bidang jasmani dan rohani, antara bekal keduniaan dan ingin berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama manusia dan dengan lingkungan hidupnya secara seimbang. Pembangunan tersebut menjadi pangkal tolak pembangunan bidang agama. Adapun sasaran pembangunan di bidang jangka panjang adalah terbinanya iman bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam kehidupan yang selaras, seimbang dan serasi antara lahiriah dan rohaniah, mempunyai jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong sehingga bangsa Indonesia sanggup meneruskan perjuangan untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. 
Simpulan
Pendidikan Islam pada masa Orde Baru , masa itu banyak jalan yang ditempuh untuk menyetarakan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Hal ini bisa dilihat dari SKB 2 menteri tentang sekolah umum dan agama. Dengan adanya SKB tersebut, maka anak-anak yang sekolah agama bisa melanjutkan ke sekolah lebih tinggi. Madrasah pada masa Orde Baru yang ditandai dengan runtuhnya rezim Soekarno setidaknya dimulai pada tahun 1967-an. 

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah  Anzar. Vol.23 No.2 2013. Perkembangan Pesantren dan Madrasah di Indonesia dari Masa Kolonial sampai Orde Baru. Jurnal Paramita.
Assegaf Rahman Abdur. 2007. Pendidikan Islam Indonesia.Yogyakarta:SUKA PRESS.
Basyit Abdul . Vol 14 No 1 2018. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal  Dosen Fakultas Agama Islam.
Bukhari Mochtar. 1996 . Peranan Pendidikan dalam Pembentukan Budaya Politik di  Indonesia. Yogyakarta: Kanosius.
Darajat Zakiah. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:PT. Bumi Aksara.
Herman DM. Vol.6 No: 2 2013. Sejarah Pesantren di Indonesia. Jurnal Al-Ta’dib.
Nursyirwan. 2009.  Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia setelah Kemerdekaan. Jurnal Kependidika, Vol. 4 No. 2 November.
Rossi. Diakses 22 Maret 2018. Pendidikan Islam Masa Orde Baru. Http://coretan-rossi-blogspot.com/2011/06.
Ulum Miftahul. 2012. Menelusuri Jejak Madrasah di Indonesia Teori Lahirnya Madrasah  diIndonesia. Ponorogo:STAN PRO PRESS.
Yunus Mahmud. 1995.  Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:Mutiara Sumber Widya.
Zuhain. 2006. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.